Ketakutan Pelaku Berujung Tragedi Bunuh Diri
JAKARTA — Fakta baru kembali terungkap dalam kasus pembunuhan tragis terhadap bocah Alvaro Kiano Nugroho (6), yang dilakukan ayah tirinya, Alex Iskandar. Polisi mengungkap bahwa Alex sempat diliputi rasa cemas setelah membuang jasad anak tirinya di kawasan Tenjo, Bogor, karena takut jejak kejahatannya terungkap.
“Memang pada saat itu juga, sebulan kemudian itu dia, dia merasa was-was juga, jangan sampai ketahuan dia. Karena dia takut ada sidik jari di plastik-plastik itu,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Jumat (28/11/2025).
Di bawah tekanan rasa bersalah dan ketakutan, Alex kembali mendatangi lokasi pembuangan jasad bersama saksi berinisial G. Untuk mengelabui, Alex mengaku isi kantong plastik tersebut adalah bangkai hewan. “Akhirnya dia meminta bantuan saksi kunci juga berinisial G itu membantu dia untuk mencari lagi, mengangkat mayat yang tadi, tapi dia bilang bahwa yang di dalam kantong plastik itu adalah bangkai anjing. Dia mengangkat itu dan selanjutnya dia membungkus lagi dengan dua plastik hitam lagi mayat tersebut dan selanjutnya dia buang,” jelas Nicolas.
Meski G belum ditetapkan sebagai tersangka, polisi masih mendalami keterlibatannya. “Kami masih melakukan pendalaman, itulah kami masih butuh waktu, pendalaman lagi keterangan-keterangan, keterlibatannya sampai di mana. Apalagi tadi dia sudah bilang bahwa yang dia sampaikan bahwa itu adalah bangkai anjing, bukan mayat atau jenazah,” imbuhnya.
Kasus ini bermula pada 7 Maret 2025, ketika Alvaro diculik di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Korban sempat menangis tanpa henti sebelum akhirnya Alex membekapnya hingga meninggal dunia. Jasad Alvaro kemudian dibungkus plastik dan dibuang tiga hari setelah kejadian, tepatnya pada 9 Maret 2025.
Tragedi ini semakin mencengangkan setelah Alex ditemukan tewas bunuh diri pada Minggu (23/11) di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan. Tindakannya itu diduga terkait tekanan psikologis dan proses hukum yang ia hadapi.
Dalam penyelidikan lanjutan, polisi mengungkap motif pembunuhan tersebut. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menyebut pelaku diliputi amarah dan dendam terhadap istrinya, yang bekerja di luar negeri.
“Dari penyidikan, terang-terangan ada kalimat ‘gimana caranya gue balas dendam’ ini muncul berulang kali di dalam konteks kemarahan, rasa sakit hati yang ia tunjukkan ke pihak tertentu,” ungkap Budi, Senin (24/11/2025).
Polisi menduga pelaku merasa tersakiti setelah menemukan percakapan digital yang mengarah pada dugaan perselingkuhan istrinya. “Adapun motifnya yaitu dari komunikasi yang ada, ada motif dendam pribadi dengan istrinya. Jadi istri tersangka ini bekerja di luar negeri, dari hasil chat itu muncul adanya dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya,” ucapnya.
“Nah di situ ada motif tersendiri terhadap si tersangka ini untuk melakukan pembunuhan itu, terhadap anak, karena anak ini ialah anak tiri dari tersangka,” tambahnya.
Kasus ini memicu keprihatinan mendalam dan menjadi refleksi publik mengenai keamanan anak dalam lingkungan keluarga. []
Siti Sholehah.
