316 Korban Tewas, BNPB Desak Percepatan Penanganan
JAKARTA – Gelombang bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang wilayah Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) beberapa hari terakhir tidak hanya memicu kerusakan infrastruktur, tetapi juga menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data korban, menunjukkan angka kematian dan hilang yang terus bertambah seiring proses evakuasi dan pencarian yang masih berlangsung di lapangan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dalam konferensi pers yang digelar Minggu (30/11/2025) dan disiarkan melalui kanal YouTube Kompas TV, menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal dunia terbanyak berasal dari Sumut, yakni mencapai 172 orang. Di Sumbar tercatat 90 orang meninggal dunia, sementara Aceh melaporkan 54 korban jiwa. Selain itu, BNPB juga menyampaikan angka korban hilang dari tiga wilayah tersebut.
Akumulasi korban jiwa akibat bencana banjir dan longsor di tiga provinsi itu kini telah mencapai 316 orang. Sementara itu, ratusan warga lainnya masih dinyatakan hilang, diduga tertimbun material longsor atau terbawa arus banjir. Kondisi ini membuat operasi SAR menjadi tantangan tersendiri, terutama di daerah yang aksesnya masih terputus.
Adapun rincian jumlah korban hilang yang dilaporkan saat ini adalah sebagai berikut: di Aceh terdapat 55 orang hilang, Sumatera Barat melaporkan 87 orang hilang, sementara Sumatera Utara mencatat 147 orang hilang. Angka ini diperkirakan masih bisa berubah menyesuaikan hasil pencarian dan pendataan ulang tim di lapangan.
Suharyanto menegaskan pentingnya percepatan penanganan bencana demi menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mengurangi dampak lanjutan. Ia menjelaskan bahwa pemulihan listrik dan pasokan air bersih sudah mulai dilakukan, meskipun belum sepenuhnya berjalan stabil.
“Listrik, air ini juga relatif sudah pulih tapi masih banyak yang padam kami tahu dari PLN sudah menyebar personelnya mohon ini lebih cepat lagi khususnya di daerah-daerah yang terisolir karena itu juga sangat dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.
Sejumlah wilayah dilaporkan masih terisolasi akibat putusnya akses jalan maupun jembatan. Ini menyulitkan tim kemanusiaan membawa bantuan logistik, termasuk makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis. BNPB pun mengkoordinasikan kerja sama lintas instansi untuk mempercepat distribusi bantuan hingga ke titik-titik terpencil.
Meski berbagai kendala dihadapi, BNPB memastikan pemerintah pusat dan daerah terus bergerak bersinergi untuk memastikan korban bencana mendapat perlindungan dan bantuan terbaik. Langkah rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang sudah mulai dipetakan untuk memulihkan kehidupan masyarakat di wilayah terdampak. []
Siti Sholehah.
