Satu Keluarga Diserang OTK di Yahukimo, Dua Tewas
JAKARTA – Insiden penyerangan terhadap satu keluarga pencari gaharu di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, kembali menyoroti tingginya kerentanan warga sipil di wilayah terpencil. Empat orang yang sehari-hari tinggal dan bekerja di Camp Kampung Bor, Distrik Sumo, diserang oleh orang tidak dikenal (OTK) saat mereka sedang berada di lokasi pada Sabtu (29/11/2025) sore. Dua anggota keluarga dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, menjelaskan bahwa seluruh korban berasal dari Kota Agats, Kabupaten Asmat. Mereka sudah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari aktivitas pencarian kayu gaharu dan mengelola usaha kios sembako kecil di Kampung Bor. “Keempat korban merupakan satu keluarga berdomisili di Kota Agats, Kabupaten Asmat. Selain bekerja sebagai pencari kayu gaharu, keluarga ini juga menjalankan usaha kios sembako di Kampung Bor,” ujar Faizal, dikutip Senin (01/12/2025).
Serangan itu terjadi sekitar pukul 18.05 WIT. Dalam insiden mendadak itu, dua korban, masing-masing Sugianto (43) dan Hardiyanto (39), tidak mampu menyelamatkan diri dan tewas akibat sabetan senjata tajam. Dua lainnya, Nur Asyah—yang merupakan istri Sugianto—serta Alias, berhasil melarikan diri meski mengalami tekanan psikologis akibat peristiwa tersebut.
Dalam keterangannya, Faizal menambahkan bahwa keluarga itu sudah lama menetap di camp tersebut. “Para korban diketahui telah tinggal dan bekerja di lokasi tersebut selama kurang lebih lima tahun bersama keluarga mereka,” tuturnya. Kondisi geografis yang terpencil serta akses keamanan yang minim diduga turut memperburuk penanganan di menit-menit awal insiden.
Berdasarkan informasi awal, kelompok OTK datang secara tiba-tiba dan langsung melancarkan serangan dengan senjata tajam ke arah camp. Tidak ada tanda peringatan atau perselisihan sebelumnya, sehingga korban tidak sempat meminta pertolongan. Upaya melarikan diri dilakukan secara spontan, namun dua anggota keluarga terjebak dan menjadi korban fatal dalam kejadian tersebut.
Seluruh korban, baik yang selamat maupun yang meninggal dunia, telah dievakuasi ke Agats. Proses evakuasi membutuhkan perhatian ekstra mengingat lokasi yang sulit dijangkau serta kondisi keamanan yang belum sepenuhnya stabil. “Sampai saat ini, semua korban, baik yang selamat maupun meninggal dunia, telah dievakuasi ke Kota Agats,” kata Faizal.
Ia menyebutkan bahwa aparat keamanan kini sedang melakukan rangkaian penyelidikan untuk memastikan pelaku dan motif aksi penyerangan. Selain identifikasi saksi, olah tempat kejadian perkara menjadi fokus utama. “Hingga pengembangan informasi terkait pelaku maupun motif penyerangan. Kami berkomitmen mengungkap kasus ini dan memastikan rasa aman bagi masyarakat,” tegasnya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kekerasan yang menimpa warga sipil di wilayah Papua Pegunungan. Akses wilayah yang sulit, minimnya kehadiran aparat di lokasi-lokasi terpencil, serta intensitas aktivitas kelompok bersenjata, membuat risiko serupa terus mengancam warga yang bekerja di sektor-sektor tradisional seperti pencari gaharu, petani, dan pedagang kecil. []
Siti Sholehah.
