Kesepakatan Rp 44 T: Kanada Borong Ribuan Bom AS
JAKARTA – Ketegangan geopolitik global kembali mendorong dinamika baru dalam kerja sama pertahanan antara Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Washington secara resmi menyetujui penjualan ribuan bom bernilai besar kepada Ottawa, di saat pemerintah Kanada tengah mempercepat peningkatan anggaran militer sebagai bagian dari strategi memperkuat pijakan keamanan nasionalnya.
Persetujuan itu diumumkan Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (04/12/2025) waktu setempat, sebagaimana dikutip AFP, Jumat (05/12/2025). Washington menegaskan bahwa transaksi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kemampuan Kanada di tengah ancaman regional yang terus berkembang.
Dalam pemberitahuannya kepada Kongres AS, Departemen Luar Negeri merinci bahwa paket tersebut mencakup 3.414 unit bom BLU-111 berbobot 226 kilogram yang mampu menghantam formasi pasukan musuh, serta 3.108 unit bom presisi GBU-39 yang dirancang untuk menyerang target secara akurat. Selain itu, Kanada juga akan menerima lebih dari 5.000 kit JDAM, perangkat yang berfungsi mengubah bom konvensional menjadi amunisi berpemandu.
“Penjualan ini akan meningkatkan kemampuan pertahanan Kanada yang kredibel untuk mencegah agresi di kawasan, memastikan interoperabilitas dengan pasukan AS, dan memperkuat kemampuan Kanada untuk berkontribusi pada pertahanan benua bersama,” demikian pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS.
Langkah ini muncul bersamaan dengan komitmen Perdana Menteri Kanada Mark Carney untuk memperbesar anggaran militer hingga memenuhi standar NATO sebanyak dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Carney sebelumnya menegaskan bahwa pemenuhan target itu dilakukan lebih cepat dari jadwal sebagai respons terhadap situasi keamanan global yang tidak pasti.
Ia menekankan bahwa perubahan kebijakan AS—yang selama beberapa dekade menjadi sekutu terdekat Kanada di bawah payung NATO—membuat pemerintahnya harus mengambil posisi lebih proaktif. Selain kekhawatiran terhadap agressi Rusia di wilayah Arktik, Carney juga mempertimbangkan dinamika politik di Washington.
Presiden AS Donald Trump selama ini menaruh keraguan terhadap efektivitas NATO dan kerap menuduh para sekutu tidak berkontribusi proporsional terhadap keamanan bersama. Dalam beberapa kesempatan, Trump bahkan melontarkan komentar pedas terhadap Kanada dan mengatakan bahwa negara tetangganya itu “seharusnya menjadi negara bagian ke-51 AS”, terutama pada masa sebelum Carney menggantikan Justin Trudeau sebagai perdana menteri.
Paket penjualan senjata ini dinilai mencerminkan relasi kompleks kedua negara: di satu sisi Kanada menghadapi tekanan untuk meningkatkan kemampuan militernya, sementara di sisi lain tetap harus menjaga hubungan strategis dengan Washington. Pengamat menilai transaksi besar ini dapat menjadi langkah pragmatis Ottawa untuk memastikan kompatibilitas sistem militer kedua negara sekaligus mempertegas posisinya dalam struktur keamanan NATO.
Dengan meningkatnya potensi gesekan geopolitik, terutama di kawasan Arktik dan dalam relasi NATO, kerja sama pertahanan AS–Kanada diperkirakan akan tetap menjadi elemen penting dalam menjaga stabilitas kawasan Amerika Utara. []
Siti Sholehah.
