Kim Jong Un Kirim Belasungkawa atas Wafatnya Dubes Rusia
JAKARTA – Kabar duka datang dari komunitas diplomatik internasional setelah Duta Besar Rusia untuk Korea Utara (Korut), Alexander Matsegora, dilaporkan meninggal dunia pada akhir pekan lalu. Sosok yang telah puluhan tahun mengabdi di salah satu negara paling tertutup di dunia itu wafat pada usia 70 tahun. Pemerintah Rusia maupun Korea Utara sama-sama menyampaikan penghormatan terakhir, menandakan peran penting Matsegora dalam dinamika hubungan kedua negara.
Menurut informasi yang diumumkan Kementerian Luar Negeri Rusia, yang dikutip melalui AFP pada Selasa (09/12/2025), Matsegora meninggal dunia pada 6 Desember. Dalam pernyataan resmi, kementerian menggambarkan sang diplomat sebagai “pria brilian dan berbakat” yang “mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengabdi tanpa pamrih kepada tanah airnya”. Ungkapan tersebut menegaskan reputasi Matsegora sebagai salah satu diplomat berpengaruh dalam kebijakan luar negeri Moskow, khususnya di kawasan Asia Timur.
Matsegora mulai menempati posisi sebagai duta besar di Pyongyang sejak 2014. Sebelum itu, ia berpengalaman mengisi berbagai posisi penting, mulai dari penasihat di Kedutaan Besar Rusia hingga wakil kepala Departemen Asia di kementerian luar negeri. Jejak panjang kariernya turut mengantarkan hubungan Rusia–Korut memasuki babak baru. Selama masa tugasnya, kerja sama antara keduanya meningkat signifikan, terutama sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
Pyongyang diketahui menjadi salah satu sekutu terpenting Moskow pada masa perang tersebut, termasuk dalam pemberian dukungan logistik dan militer. Dalam lanskap geopolitik yang menegang, Matsegora menjadi figur yang memainkan peran besar dalam menjaga kedekatan kedua rezim. Tidak mengherankan bila kepergiannya meninggalkan ruang kosong yang dianggap sangat besar oleh kedua pihak.
Dari Pyongyang, pemimpin Korut Kim Jong Un secara langsung menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin. KCNA melaporkan bahwa Kim menyebut kematian sang duta besar sebagai “peristiwa memilukan dan kehilangan yang besar”, terlebih di saat hubungan kedua negara memasuki “fase bersejarah yang krusial”. Ungkapan itu menunjukkan bagaimana Korut menilai kontribusi Matsegora dalam memperkuat aliansi yang kini semakin intens.
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, turut memberi penghormatan. Ia memuji Matsegora sebagai “kawan yang berharga” serta “diplomat veteran dengan bakat serba bisa dan sahabat dekat rakyat DPRK”. Penilaian itu mencerminkan penghargaan mendalam dari Korut yang jarang diberikan kepada diplomat asing.
Matsegora tercatat telah terlibat dalam hubungan bilateral kedua negara sejak era Uni Soviet, terutama dalam bidang perdagangan. Dengan riwayat panjang tersebut, ia dianggap memahami dinamika hubungan Rusia–Korut lebih dari kebanyakan diplomat lain. Hingga kini, Moskow belum menetapkan sosok pengganti yang akan melanjutkan tugasnya sebagai duta besar di Pyongyang.
Kehilangan Matsegora bukan hanya kehilangan bagi Moskow, tetapi juga bagi Pyongyang yang tengah memperkuat posisi geopolitiknya. Baik Rusia maupun Korut kini dihadapkan pada pertanyaan mengenai arah hubungan selanjutnya tanpa sosok yang selama bertahun-tahun menjadi jembatan strategis di antara keduanya. []
Siti Sholehah.
