Narkoba Masih Tinggi, DPRD Kaltim Minta Aksi Nyata

ADVERTORIAL — Capaian Kalimantan Timur (Kaltim) yang turun ke peringkat ke-13 nasional dalam jumlah pengguna narkoba dinilai belum cukup untuk meredam kekhawatiran publik. Di balik penurunan angka tersebut, ancaman narkoba masih membayangi dan terus menyasar generasi muda sebagai target paling rentan.

Kaltim sebelumnya pernah menduduki posisi ke-4 nasional. Meski tren penurunan ini mencerminkan adanya perbaikan, posisi Kaltim yang masih berada di jajaran atas dari 38 provinsi menunjukkan bahwa persoalan narkoba belum benar-benar teratasi. Kondisi ini menjadi sinyal peringatan bahwa upaya pencegahan dan penindakan harus diperkuat secara berkelanjutan.

Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Yenni Eviliana, menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak boleh dilakukan setengah-setengah. Ia menyebut narkoba sebagai ancaman serius bagi masa depan generasi muda di daerah. “Menurut saya sebagai orang tua yang punya anak muda, ya harus diberantas bagaimanapun caranya,” ujarnya saat ditemui di Hotel Gran Senyiur, Senin (08/12/2025).

Yenni menilai dampak narkoba tidak hanya merusak individu, tetapi juga menggerus kualitas sumber daya manusia Kaltim dalam jangka panjang. “Karena ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak kita, mempengaruhi dampak positif anak-anak,” katanya.

Ia menambahkan, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan pemuda membawa konsekuensi sosial dan psikologis yang besar. “Narkoba ini berpengaruh dampaknya negatif sekali ke anak-anak muda, pemakaian narkoba ini,” ucapnya.

Menurut Yenni, penanganan narkoba harus melibatkan seluruh elemen, tidak hanya aparat penegak hukum. Pemerintah daerah diminta memperluas kolaborasi melalui edukasi dan kegiatan preventif yang menyentuh langsung anak-anak muda. “Pemerintah harus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, melakukan seminar-seminar, kegiatan-kegiatan acara, yang untuk memberitahukan anak-anak, memberikan kegiatan-kegiatan positif,” tuturnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penyediaan ruang aktivitas produktif bagi generasi muda yang belum memiliki pekerjaan atau kegiatan tetap. Kekosongan aktivitas, menurutnya, kerap menjadi pintu masuk perilaku menyimpang. “Sehingga anak-anak muda yang mungkin sebagian pengangguran bisa berkegiatan positif lah, sehingga dampaknya agak turun,” katanya.

Dengan ancaman narkoba yang masih nyata, Yenni berharap adanya langkah konkret dan berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan. Sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, aparat penegak hukum, komunitas, dan masyarakat luas dinilai krusial untuk melindungi generasi muda Kaltim dari bahaya narkoba yang terus mengintai. []

Penulis: Slamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *