Serangan Drone Ukraina Tewaskan Warga di Rusia
JAKARTA – Ketegangan antara Ukraina dan Rusia kembali meningkat setelah serangan pesawat nirawak atau drone menghantam wilayah Rostov, Rusia, pada Kamis (17/12/2025) malam waktu setempat. Insiden tersebut mengakibatkan korban jiwa dari kalangan sipil dan awak kapal, sekaligus menambah daftar panjang eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda meski upaya diplomatik internasional terus dilakukan.
Serangan drone tersebut memicu kebakaran di sebuah kapal kargo yang tengah berada di pelabuhan ibu kota wilayah Rostov. Dua awak kapal dilaporkan tewas akibat peristiwa itu, sementara tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Informasi ini disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas Gubernur Wilayah Rostov, Yuri Sliusar, melalui pernyataan resminya di Telegram. Beruntung, api yang melalap kapal tersebut berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran setempat sebelum meluas ke area pelabuhan lainnya.
Tak hanya di pelabuhan, dampak serangan juga dirasakan di kota Bataysk, yang berlokasi tak jauh dari fasilitas pelabuhan Rostov. Dalam insiden terpisah namun masih berkaitan dengan serangan drone yang sama, seorang warga sipil dilaporkan meninggal dunia. Selain itu, enam orang lainnya mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan medis. Pemerintah daerah setempat menyatakan akan melakukan pendataan menyeluruh atas kerusakan serta korban yang ditimbulkan.
“Komisi kota akan mendokumentasikan semua konsekuensi dari serangan tersebut,” ujar Sliusar, dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/12/2025).
Serangan ini menjadi bagian dari pola peningkatan intensitas serangan drone yang dilakukan Ukraina ke wilayah Rusia dalam beberapa waktu terakhir. Pemerintah Rusia menyebut bahwa hampir setiap malam puluhan drone diluncurkan dan sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara. Sasaran utama serangan tersebut diduga adalah infrastruktur strategis, khususnya sektor energi, yang menjadi tulang punggung pendanaan operasi militer Moskow.
Di sisi lain, Rusia juga terus melancarkan serangan balasan ke wilayah Ukraina. Pada Rabu (17/12/2025), militer Rusia meluncurkan serangan udara ke kota Zaporizhzhia. Akibat serangan tersebut, sebanyak 32 warga sipil dilaporkan mengalami luka-luka. Kepala administrasi militer regional Ukraina, Ivan Fedorov, menyebut seluruh korban merupakan penduduk setempat.
Layanan penyelamatan Ukraina sebelumnya mengungkapkan bahwa serangan Rusia menghantam sejumlah target sipil, termasuk sebuah blok apartemen, rumah tinggal, serta lembaga pendidikan. Dari total korban yang tercatat sementara, lima di antaranya adalah anak-anak. Serangan ini kembali memicu kecaman internasional terhadap penggunaan kekuatan militer di kawasan permukiman sipil.
Konflik juga meluas ke wilayah perairan strategis. Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina mengklaim telah melakukan serangan drone angkatan laut terhadap kapal tanker Rusia di Laut Hitam serta fasilitas pelabuhan penting, termasuk Novorossiysk. Serangan di kawasan tersebut sempat memaksa terminal minyak utama Rusia menghentikan operasinya pada akhir November lalu.
Sebagai respons, Rusia meningkatkan gempuran terhadap kota pelabuhan Odesa di Ukraina. Sejumlah kapal pengangkut, termasuk kapal berbendera Turki, dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan tersebut. Situasi ini mendorong pemerintah Turki untuk menyampaikan peringatan resmi, menyebut serangan di Laut Hitam sebagai bentuk eskalasi yang mengkhawatirkan bagi stabilitas kawasan.
Meski Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutu telah mendorong rencana perdamaian serta membuka jalur diplomasi, hingga kini belum tercapai kesepakatan gencatan senjata. Serangan terbaru di Rostov dan Zaporizhzhia menunjukkan bahwa konflik masih terus berlanjut dengan dampak yang semakin luas terhadap warga sipil di kedua negara. []
Siti Sholehah.
