Pejabat Bihar Dikecam Usai Tarik Cadar Dokter Muslim
NEW DELHI – Tindakan seorang pejabat tinggi negara bagian Bihar, India, menuai kritik luas setelah sebuah video memperlihatkan dirinya menarik cadar seorang dokter Muslim dalam acara resmi pemerintahan. Insiden tersebut tidak hanya memicu kecaman publik, tetapi juga menghidupkan kembali perdebatan soal etika pejabat negara, penghormatan terhadap hak perempuan, serta kebebasan beragama di India.
Pejabat yang dimaksud adalah Nitish Kumar, Kepala Menteri negara bagian Bihar, yang juga dikenal sebagai sekutu politik Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Kumar, yang telah menjabat hampir dua dekade dan kini berusia 74 tahun, tertangkap kamera melakukan tindakan kontroversial saat menghadiri seremoni penyerahan surat pengangkatan tenaga medis di Patna, Senin (15/12/2025) waktu setempat.
Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Kumar menunjuk cadar yang dikenakan seorang dokter perempuan Muslim penerima surat pengangkatan. Tak lama kemudian, ia terlihat mengulurkan tangan dan secara tiba-tiba menarik cadar tersebut ke bawah, sehingga wajah sang dokter tersingkap di hadapan publik dan pejabat lain yang hadir.
Dalam rekaman itu, beberapa pejabat yang berada di sekeliling Kumar tampak terkejut. Seorang di antaranya bahkan berusaha menghentikan tindakan tersebut, namun gagal. Alih-alih meredakan situasi, sejumlah pejabat lain justru terlihat tertawa di atas panggung, memperparah kemarahan publik.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh partai oposisi Rashtriya Janata Dal (RJD) melalui media sosial X. Dalam unggahannya, RJD mempertanyakan kondisi kepemimpinan Kumar. “Apa yang terjadi pada Nitish ji? Apakah kondisi mentalnya benar-benar memburuk?” tulis RJD dalam pernyataannya.
Gelombang kritik segera mengalir dari berbagai kalangan, terutama partai oposisi dan kelompok masyarakat Muslim. Mereka menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap martabat perempuan dan simbol keagamaan.
Partai Kongres Nasional India, oposisi utama di negara tersebut, menyampaikan kecaman keras. “Ini adalah Kepala Menteri Bihar Nitish Kumar. Seorang dokter perempuan datang untuk mengambil surat pengangkatannya, dan Nitish Kumar menarik jilbabnya. Seorang pria yang menduduki posisi tertinggi di Bihar secara terang-terangan melakukan tindakan kejai seperti itu. Pikirkanlah — seberapa amankah perempuan di negara bagian ini?” tulis partai tersebut dalam pernyataannya.
Partai itu juga mendesak agar Kumar segera mundur dari jabatannya. “Nitish Kumar harus segera mengundurkan diri atas perilaku menjijikkan ini,” tegas mereka.
Tekanan juga datang dari All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM), partai yang mewakili kepentingan Muslim dan kelompok minoritas. AIMIM menggelar aksi unjuk rasa di Mumbai dan menuntut proses hukum terhadap Kumar. Dalam aksi tersebut, terdengar teriakan massa yang mengecam keras tindakan sang kepala menteri.
“Seorang perempuan Muslim telah dinodai kehormatannya,” teriak seorang demonstran perempuan.
“Nitish Kumar harus mengundurkan diri,” sahut demonstran lainnya.
Insiden ini memperkuat sorotan terhadap pentingnya sensitivitas budaya dan agama dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya oleh pejabat publik yang memiliki pengaruh besar. Hingga kini, belum ada pernyataan permintaan maaf resmi dari Nitish Kumar, sementara desakan publik terus menguat agar ada pertanggungjawaban moral dan hukum atas tindakan tersebut.[]
Siti Sholehah.
