Tersinggung Tawa, Konflik Keluarga Berujung Dua Nyawa Melayang

JAKARTA – Sebuah konflik sederhana yang bermula dari persoalan sepele berujung tragedi berdarah di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Seorang pria berinisial RP (33) tega menganiaya pamannya sendiri, HL (63), hingga tewas. Tidak berhenti di situ, kekerasan berlanjut dan merenggut nyawa SL (37), keponakan korban pertama, yang diduga hendak menuntut pertanggungjawaban atas kematian pamannya.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Bolubungkang, Kecamatan Lobu. Insiden awal berlangsung pada Kamis (11/12/2025) sekitar pukul 20.00 Wita. Saat itu, RP tengah duduk di depan rumahnya. Dari lokasi tersebut, ia melihat pamannya, HL, berada di depan rumah sambil tertawa dengan suara keras. Kebiasaan itu rupanya memicu emosi pelaku yang merasa dipermalukan dan tidak dihormati.

“Korban HL setiap kali berada di depan rumah tersangka sering tertawa dengan suara keras. Sikap tersebut membuatnya merasa tidak dihargai dan tersinggung,” ujar Kasat Reskrim Polres Banggai AKP Tio Tondy dilansir detikSulsel, Minggu (21/12/2025).

Rasa tersinggung itu berubah menjadi amarah yang tak terkendali. Tanpa berpikir panjang, RP mengambil sebilah parang dan langsung menyerang pamannya. Korban mengalami luka parah akibat bacokan di sejumlah bagian tubuh. Warga yang mengetahui kejadian itu berupaya memberikan pertolongan dan membawa HL ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

“Korban dibacok berulang kali di bagian kepala, tangan, hingga terjatuh dan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit Luwuk,” jelas AKP Tio.

Situasi yang telah mencekam semakin memburuk beberapa jam kemudian. Pada Jumat (12/12/2025) sekitar pukul 01.05 Wita, SL, keponakan korban HL, tiba di rumah duka dan menyaksikan jenazah pamannya. Diliputi emosi dan rasa tidak terima, SL mendatangi rumah pelaku dengan membawa parang.

Di lokasi tersebut, terjadi perkelahian sengit antara SL dan RP. Keduanya sempat saling mengayunkan senjata tajam hingga keluar dari rumah pelaku. Dalam kondisi kacau itu, SL terjatuh. Pelaku kemudian kembali melancarkan serangan hingga korban kedua meninggal dunia di tempat kejadian.

Kasus ini menjadi perhatian serius aparat kepolisian karena menunjukkan bagaimana konflik personal yang tidak dikelola dengan baik dapat berkembang menjadi kekerasan mematikan. Polisi menilai penggunaan senjata tajam dan reaksi emosional berlebihan menjadi faktor utama yang memperparah situasi.

Saat ini, RP telah diamankan dan menjalani proses hukum di bawah pengawasan Polres Banggai. Aparat juga masih mendalami kondisi psikologis pelaku serta latar belakang hubungan keluarga antara pelaku dan kedua korban. Polisi mengimbau masyarakat agar mengedepankan dialog dan penyelesaian damai dalam menghadapi persoalan sehari-hari guna mencegah tragedi serupa terulang. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *