Menlu Israel Soroti Ancaman Global terhadap Yahudi

TEL AVIV – Meningkatnya gelombang antisemitisme di sejumlah negara Barat kembali memicu kekhawatiran Israel terhadap keselamatan komunitas Yahudi global. Dalam konteks itulah Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar melontarkan seruan terbuka agar warga Yahudi di negara-negara Barat mempertimbangkan untuk menetap di Israel. Pernyataan ini muncul sepekan setelah tragedi penembakan massal yang menewaskan sedikitnya 15 orang dalam perayaan Hanukkah di Pantai Bondi, Australia.

Seruan Saar bukan sekadar ajakan migrasi, melainkan refleksi dari kekhawatiran Israel terhadap situasi keamanan warga Yahudi di luar negeri. Dalam pernyataannya, Saar menegaskan bahwa sejarah panjang penganiayaan terhadap Yahudi menjadi pelajaran penting dalam membaca dinamika global saat ini.

“Orang Yahudi berhak untuk hidup aman di mana pun. Tetapi kita melihat dan sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi, dan kita memiliki pengalaman sejarah tertentu. Hari ini, orang-orang Yahudi diburu di seluruh dunia,” kata Saar dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Senin (22/12/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Saar saat menghadiri acara penyalaan lilin publik pada Minggu (21/12/2025) waktu setempat, yang menandai hari terakhir festival Hanukkah. Acara itu dihadiri para pemimpin komunitas dan organisasi Yahudi dari berbagai negara, menjadikannya forum simbolik bagi Israel untuk menyuarakan keprihatinan global.

Dalam kesempatan itu, Saar menyebut secara spesifik sejumlah negara Barat yang selama ini dikenal memiliki komunitas Yahudi besar. Ia menilai negara-negara tersebut kini tidak lagi sepenuhnya aman bagi warganya.

“Hari ini, saya menyerukan kepada orang-orang Yahudi di Inggris, orang-orang Yahudi di Prancis, orang-orang Yahudi di Australia, orang-orang Yahudi di Kanada, orang-orang Yahudi di Belgia: datanglah ke tanah Israel! Pulanglah!” cetus Saar.

Seruan ini mempertegas sikap pemerintah Israel yang sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023 terus menyoroti lonjakan antisemitisme di berbagai belahan dunia Barat. Para pejabat Israel berulang kali menuding pemerintah negara lain gagal memberikan perlindungan maksimal kepada komunitas Yahudi di wilayah mereka.

Tragedi di Bondi Beach menjadi contoh terbaru dari kekhawatiran tersebut. Otoritas Australia menyatakan bahwa penembakan massal pada 14 Desember lalu terinspirasi oleh ideologi kelompok ekstrem Islamic State (ISIS), sebuah temuan yang memperkuat kekhawatiran Israel akan ancaman terorisme terhadap warga Yahudi di luar negeri.

Sikap keras juga disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pada Selasa (16/12) pekan lalu, Netanyahu secara terbuka mendesak negara-negara Barat untuk meningkatkan perlindungan terhadap komunitas Yahudi.

“Saya menuntut agar pemerintah Barat melakukan apa yang diperlukan untuk memerangi antisemitisme dan memberikan keselamatan dan keamanan yang diperlukan bagi komunitas Yahudi di seluruh dunia,” kata Netanyahu dalam pidatonya lewat video.

Kekhawatiran Israel tidak hanya terfokus pada Australia. Pada Oktober lalu, Saar juga menuding otoritas Inggris lalai dalam mengantisipasi meningkatnya kekerasan antisemitisme, menyusul serangan di luar sebuah sinagoge di Manchester. Insiden tersebut terjadi saat Yom Kippur, hari tersuci dalam kalender Yahudi, dan menewaskan sedikitnya dua orang serta melukai empat lainnya.

Seruan agar warga Yahudi pindah ke Israel memiliki dasar hukum yang kuat. Melalui Undang-undang Kepulangan (Law of Return) yang diberlakukan sejak 1950, Israel memberikan hak bagi setiap orang Yahudi di dunia untuk menetap dan memperoleh kewarganegaraan Israel. Hak tersebut juga berlaku bagi individu yang memiliki setidaknya satu kakek atau nenek Yahudi.

Dalam konteks meningkatnya ketegangan global dan kekerasan berbasis kebencian, Israel kembali memposisikan diri sebagai tempat perlindungan utama bagi orang Yahudi di seluruh dunia. Namun, seruan ini juga berpotensi memicu perdebatan diplomatik, terutama dengan negara-negara Barat yang tengah berupaya meyakinkan bahwa warganya tetap aman di dalam negeri masing-masing. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *