Kamboja Tuduh Thailand Lancarkan Serangan Udara

JAKARTA – Ketegangan antara Kamboja dan Thailand kembali meningkat di tengah upaya diplomasi regional untuk meredakan konflik perbatasan. Pemerintah Kamboja menuduh militer Thailand melancarkan serangan udara ke wilayahnya, hanya beberapa jam setelah Bangkok menyampaikan komitmen untuk menggelar pembicaraan bilateral guna menghentikan bentrokan bersenjata yang telah menelan banyak korban.

Menurut pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Kamboja, serangan udara tersebut terjadi pada Senin sore (22/12/2025). Militer Thailand disebut mengerahkan pesawat tempur ke wilayah kedaulatan Kamboja, tepatnya di Provinsi Siem Reap dan Preah Vihear, tidak lama setelah pertemuan krisis regional digelar di Malaysia.

“Pada pukul 16.18, militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk membombardir lebih jauh ke wilayah kedaulatan Kamboja di daerah O’Kontoeng, Komune Srae Nouy, distrik Varin, provinsi Siem Reap,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan.

Lokasi yang disebut dalam pernyataan tersebut berada di Provinsi Siem Reap, kawasan yang dikenal dunia sebagai rumah bagi kompleks candi Angkor, situs warisan dunia UNESCO. Angkor Wat, sebagai ikon pariwisata utama Kamboja, dilaporkan hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan dari wilayah yang disebut menjadi sasaran serangan. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan dampak konflik terhadap keamanan warga sipil serta stabilitas sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Kamboja.

Eskalasi terbaru ini menambah panjang daftar bentrokan bersenjata yang kembali pecah sepanjang bulan ini. Pertempuran tersebut sekaligus menandai runtuhnya gencatan senjata yang sebelumnya disepakati kedua negara. Para pejabat setempat mencatat konflik telah menewaskan sedikitnya 23 orang di Thailand dan 20 orang di Kamboja. Selain korban jiwa, lebih dari 900.000 warga dari kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi demi menyelamatkan diri dari kekerasan yang terus berlanjut.

Situasi ini menjadi sorotan regional, mengingat konflik terjadi bersamaan dengan upaya negara-negara Asia Tenggara untuk mendorong penyelesaian damai melalui jalur diplomasi. Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, sebelumnya mengumumkan rencana pembicaraan bilateral setelah menghadiri pertemuan dengan para mitranya dari ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi penurunan ketegangan di kawasan perbatasan.

Sihasak mengatakan kepada wartawan bahwa diskusi lanjutan antara Thailand dan Kamboja akan digelar pada Rabu (24/12/2024) di Chanthaburi, Thailand selatan. Perundingan tersebut akan dilakukan dalam kerangka komite perbatasan bilateral yang selama ini menjadi forum resmi penyelesaian persoalan perbatasan kedua negara.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyatakan pihaknya telah mencatat dan menyiapkan langkah-langkah menjelang pertemuan tersebut. Pemerintah Kamboja menyebut tetap membuka ruang dialog dan menyambut baik setiap inisiatif regional yang bertujuan mengakhiri permusuhan serta memulihkan stabilitas di wilayah perbatasan.

Namun, laporan serangan udara ini dinilai dapat memperumit proses diplomasi yang tengah dirintis. Pengamat regional menilai, insiden militer yang terjadi di tengah upaya perundingan berpotensi memperlebar jurang ketidakpercayaan antara kedua negara. ASEAN pun dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan mekanisme dialog tetap berjalan efektif di tengah eskalasi konflik yang belum mereda.

Perkembangan situasi di perbatasan Kamboja-Thailand kini menjadi perhatian internasional, tidak hanya karena dampaknya terhadap keamanan kawasan, tetapi juga karena risiko kemanusiaan dan ekonomi yang ditimbulkan apabila konflik berlanjut tanpa solusi yang jelas. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *