Banjir Terjang Tanah Laut, Jembatan Antar Dusun Amblas dan Makan Korban
TANAH LAUT — Putusnya jembatan penghubung Dusun II dan Dusun III di Desa Martadah Baru, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, akibat banjir besar menimbulkan duka mendalam bagi warga setempat. Insiden ini tidak hanya memutus akses vital antarwilayah desa, tetapi juga merenggut satu nyawa warga yang melintas tanpa menyadari kondisi jembatan telah amblas.
Peristiwa tragis tersebut terjadi pada waktu Subuh, saat kondisi masih gelap dan jarak pandang terbatas. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Laut, Aspi Setia Rahman, menjelaskan korban terjatuh ke aliran sungai yang meluap akibat tidak mengetahui jembatan telah terputus.
“Korban melintasi jalan dan jembatan itu, korban tidak tahu kalau jembatan sudah terputus, suasananya masih gelap saat Subuh. Karena tidak mengetahui, korban terjatuh ke bawah jembatan yang amblas dengan kondisi air dalam,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Tanah Laut, Aspi Setia Rahman, dilansir Antara, Sabtu (27/12/2025).
Menurut Aspi, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak beberapa hari terakhir menyebabkan debit air sungai meningkat signifikan. Tekanan arus yang kuat menggerus struktur jembatan hingga akhirnya amblas dan tidak dapat dilalui.
BPBD Tanah Laut menerima laporan dari warga sekitar pukul 07.30 Wita pada pagi hari setelah kejadian. Petugas bersama warga kemudian melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban.
“Informasi terakhir, korban ditemukan dan dievakuasi oleh warga setempat untuk disemayamkan,” tutur Aspi.
Sementara itu, Kepala Desa Martadah Baru, Slamet Prayitno, membenarkan bahwa jembatan tersebut merupakan infrastruktur penting bagi aktivitas harian masyarakat. Ia menyebut jembatan itu menjadi jalur utama warga untuk bekerja, beraktivitas ekonomi, hingga anak-anak yang berangkat ke sekolah.
Menurut Slamet, kerusakan jembatan tidak dapat dihindari akibat derasnya arus banjir yang menggerus bagian pondasi.
Ia pun mengimbau warga agar sementara waktu tidak melintasi area tersebut demi menghindari potensi korban tambahan, mengingat kondisi jembatan masih sangat berbahaya dan rawan runtuh lebih lanjut.
“Kepada Bapak Bupati Tanah Laut, kami berharap jembatan ini bisa segera diperbaiki, mohon bantuan pemerintah daerah,” ujar Slamet Prayitno.
Putusnya jembatan ini menambah daftar panjang infrastruktur terdampak bencana hidrometeorologi di wilayah Kalimantan Selatan. Selain menimbulkan korban jiwa, kejadian ini juga berdampak pada terhambatnya mobilitas warga dan aktivitas sosial ekonomi desa.
BPBD Tanah Laut mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama di tengah curah hujan tinggi yang masih berpotensi terjadi. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan penanganan darurat, termasuk penyediaan jalur alternatif dan percepatan perbaikan jembatan, guna memulihkan akses warga serta mencegah kejadian serupa terulang. []
Siti Sholehah.
