Disporabudpar agar berdayakan Warga Dayak bawakan kesenian Dayak

lampang bilung
Lampang Bilung

Salah seorang tokoh Dayak Kenya Kota Balikpapan, Lampang Bilung, mengutarakan kekecewaannya kepada Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Balikpapan, saat sejumlah tokoh masyarakat Kalimantan yang tergabung dalam Persatuan Ormas Asli Kalimantan (POAK) menghadiri pertemuan dengan Komisi IV DPRD Balikpapan, Selasa (03/05/2016).

Pertemuan yang dilaksanakan di ruang Rapat 1 gedung DPRD Balikpapan itu, dihadiri oleh sejumlah pengurus POAK, manajemen Pertamina, Disperindagkop, Disnaker, Disporabudpar serta Komisi IV DPRD Balikpapan, yang dipimpin Ida Prahastuti.

Dalam pertemuan itu, ada beberap hal yang menjadi pokok pembahasan. Seperti masalah ketenagakerjaan serta budaya. Di mana dalam hal ini, salah seorang anggota POAK, Lampang Bilung menyampaikan kekecewaannya kepada Disporabudpar Balikpapan.

Menurut Lampang Bilung, dirinya merasa kecewa dan seolah tidak dihargai oleh Disporabudpar. Lantaran tarian Dayak Kenya sering kali dimainkan oleh penari yang bukan orang asli Dayak.

“Saya sangat kecewa dengan Ibu Oemmy, selaku kepala Disporabudpar. Sebab berkali kali saya minta dengan beliau, agar kami dilibatkan setiap ada acara tari tarian Dayak. Namun apa? Kami tidak pernah ditanggapi,” ujar Lampang Bilung di hadapan para peserta rapat siang itu.

Selama ini tari tarian Dayak yang ditampilkan di berbagai acara, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah kota ataupun instansi lain dalam rangkaian acara penyambutan tamu atau kegiatan lainnya, tarian Dayak selalu ditampilkan.

“Tapi ironisnya, yang menari itu bukan orang kami. Bukan orang asli dayak. Padahal kami kan orang Dayak yang sudah menjadi warga Balikpapan juga. Kenapa kami tidak dilibatkan. Ini kenapa? Kami sangat kecewa. Dan sakit hati kami. Kami lebih bisa menari, sebab itu budaya kami,” ujar Lampang Bilung dengan nada lirih.

Lampang Bilung juga menyebut, boleh saja tarian dayak itu dimainkan oleh orang lain. Dengan catatan di luar daerah dan tidak disaksikan langsung oleh kami. ” Inikan daerah kami. Kami orang Dayak yang ada di sini. Kami hanya jadi penonton, ketika tarian Dayak dimainkan orang lain. Tentu saja kami sangat kecewa,” ujar Lampang Bilung lagi.

Lebih lanjut Lampang Bilung menyebut, di Kaltim ini saja, warga Dayak yang paling banyak jumlahnya adalah berasal dari Dayak Kenya.”Kami warga Dayak Kenya, selalu menjaga budaya kami. Kami menjaga leluhur kami. Tapi kenapa budaya kami dimainkan oleh orang lain,” ujar Lampang Bilung lagi.

Namun sangat disayangkan, dalam pertemuan POAK dan instansi terkait ini, khususnya Disporabudpar hanya menghadirkan staffnya saja. Sebab kepala Disporabudpar Kota Balikpapan sedang ada kesibukan lain yang tak kalah pentingnya. Namun jawaban dari salah seorang staff Disporabudpar jauh dari substabsi yang dipertanyakan.

“Tolong sebutkan berapa sanggar tari yang ada di Balikpapan. Itu saja. Jangan lari kemana mana jawabannya,” sahut Ida Prahastuti.

Akibat tidak bisa menjawab pertanyaan itu, Komisi IV DPRD Balikpapan akan mengadakan pertemuan kembali. Dengan agenda menghadirkan Kepala Disporabudpar Kota Balikpapan serta tokoh adat Dayak, berkaitan dengan tarian Dayak yang dimainkan oleh orang lain itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *