Pengusaha Sawit Cenderung Feodal dan Kapitalis
PONTIANAK-Rumah Mediasi Indonesia (RMI) menyelenggarakan Workshop bertemakan Peran Negosiasi dan Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa pada Perkebunan Kelapa Sawit dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Kamis (3/11) di Hotel Santika Pontianak.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat diantaranya Borneo Hijau, LSM Jari, LSM LBBT, perusahaan sawit terkemuka PT. SMART Tbk (Sinar Mas Group) dan akademisi dari Universitas Tanjung Pura Pontianak, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Politeknik Negeri Pontianak dan Universitas Panca Bhakti Pontianak.
Workshop yang dibuka langsung Direktur Eksekutif Rumah Mediasi Indonesia (RMI) Ifdhal Kasim, SH, LLM dan M. Ridha Saleh serta dari Direktur Utama Ruai TV St. Masiun tersebut digagas sebagai jawaban dari keprihatinan adanya konflik antara perusahaan sawit dan warga pemilik lahan.
Menurut Ifdhal Kasim, SH, LLM, konflik yang terjadi akibat pengelolaan sumber daya alam seringkali sulit diselesaikan. Sebab menurutnya, konflik tersebut seringkali melibatkan beragam pemangku kepentingan, beberapa yuridiksi politik, dan konteks sosial.
Dalam kesempatan yang sama, St. Masiun dari LBBT memberi contoh adanya konflik di masyarakat seperti terjadi di Silat Hilir Kabupaten Kapauas Hulu, Kalimantan Barat antara PT.Ledo Lestari bersama warga setempat,
“Saya berpendapat perusahaan korporasi sawit masih mengutamakan feodalis dan cenderung kapitalis,’’ujar St. Masiun dalam paparannya. (Rachmat Effendi)