Di Era Transformasi Digital, ASN Dituntut Inovatif Berikan Layanan Cepat
ADVETORIAL – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal berharap para pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) mampu memanfaatkan momentum transformasi digital birokrasi dengan kecanggihan teknologi untuk memberikan pelayanan terbaik yang lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan masyarakat.
Demikian hal ini dikatakannya dalam kesempatan wawancara melalui jaringan seluler, Kamis (30/11/2023). “Dalam melaksanakan peran pelayanan publik pada masyarakat, pegawai ASN dituntut memiliki pola pikir inovatif dengan memanfaatkan teknologi digital. Karena dalam era transformasi digital dituntut proses pelayanan yang cepat, tepat dan akurat,” tegasnya.
Transformasi digital kata dia, bisa mengubah sistem birokrasi menjadi lebih singkat dan cepat tidak lambat serta berbelit. Aparat birokrasi harus lebih adaptif dan terampil dengan mengedepankan inovasi dan kreativitas. “Kuncinya adalah perubahan pola pikir ASN untuk mulai terbuka dengan dunia digital. Membangun pola pikir digital adalah memaksimalkan dan memanfaatkan teknologi jadi bukan hanya sekedar memahaminya saja,” papar Faisal.
Dia mengungkapkan, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini pengguna internet aktif di Indonesia sudah mencapai 75 persen masyarakat atau sama dengan 190 juta penduduk. Jumlah itu bertambah setiap tahunnya dengan kenaikan mencapai 12 persen per tahun.
“Hal ini merupakan peluang besar. Sebagai pelayan publik, ASN harus dapat memanfaatkan itu. Kita bisa meningkatkan interaksi dan layanan publik melalui internet dan media sosial,” katanya.
ASN lanjut Faisal, juga harus memiliki kepekaan dalam menganalisis isu masyarakat yang berkembang di media sosial. Hal ini penting untuk menangkap isu yang sedang berkembang sehingga dapat memberikan telaahan masukan kepada pimpinan daerah untuk menyikapi isu tersebut secara tepat dan cepat.
Dia juga menghimbau agar pegawai ASN dapat selalu menciptakan inovasi transformasi digital di setiap sektor. “Jadi bukan hanya bikin banyak aplikasi tapi masyarakat tidak tahu penggunaannya, percuma. Transformasi digital harus dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat sesuai tujuannya,” pungkas Faisal. (ADV/AZS/DISKOMINFO.KALTIM)