Pembunuh Sopir Angkot Ditangkap
Utang kasus lama yang menjadi tanggungan aparat Polsek Balikpapan Barat, akhirnya terbayar. Kasus tersebut adalah peristiwa yang menggegerkan warga Kampung Baru, Balikpapan Barat, 14 September 2012 silam pukul 21.00 Wita.
Yakni pembunuhan seorang sopir angkot bernama Muntu Karaeng Gading alias Narko (52) warga Gunung Traktor RT 029 No Kel Baru Tengah Balikpapan Barat. Setelah kejadian, pelaku kabur ke Makassar, Sulsel.
Nah, aparat Polsek Balikpapan Barat berhasil membekuk pelaku pembunuhan Narko. Pelaku bernama Imran alias Anggi alias Norman alias Monye bin Sangkir Daeng Katti (18). Saat melakukan pembunuhan, Monye masih berusia 16 tahun.
Kapolsek Balikpapan Barat AKP Kifli S Supu mengatakan, tersangka Monye ditangkap di Makassar, Selasa (1/7). Menariknya, Monye baru keluar dari penjara Makassar. Ketika dalam pelarian di Makassar, Monye melakukan kejahatan menikam orang.
“Tersangka ditangkap saat keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gunung Sari Makassar dalam kasus 365 KUHP (penganiayaan). Ini hasil koordinasi dengan Ka Lapas Gunung Sari Makassar.
Tersangka sudah kami tahan, saat ini menjalani penyidikan,” ungkap Kifli, malam tadi. Penangkapan Monye sekaligus kado manis Polsek Barat saat HUT Bhayangkara ke-68.
Untuk mengingatkan kembali, pembunuhan Muntu Daeng Karaeng alias Narko (52) warga Gunung Meriam RT 33 Kelurahan Baru Ulu terjadi 14 September 2012 silam sekitar pukul 20.00 Wita. Korban dibunuh di Kampung Baru, tepatnya jalan Sultan Hasanuddin, daerah Gunung Meriam, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat. Korban tewas dihujani tikaman oleh pelaku Monye. Mayat sopir angkot tersebut ditemukan telentang bersimbah darah dekat poskamling.
Keterangan yang dihimpun wartawan beberapa saat setelah kejadian, Muntu Daeng Karaeng sedang minum tuak (minuman keras tradisional) di depan rumahnya bersama istri dan seorang rekannya. Muntu menyuruh rekannya pulang agar tidak mabuk di rumahnya. Setelah seorang rekannya tersebut pulang, datang lagi dua orang, salah satunya Monye, ikut minum bersama Muntu.
Namun Muntu alias Narko melarang mereka minum di rumahnya. Rupanya larangan tersebut membuat Monye marah. Muntu yang masih minum tuak dikejar oleh pelaku sambil diteriaki maling. Muntu sambil berlari membalas berteriak rampok. Warga sekitar tidak ada keluar rumah karena takut, apalagi sebagian besar warga pergi ke pelabuhan Semayang untuk mengantar keluarga mereka pulang kampung.
Sekitar lima puluh meter berlari akhirnya Narko roboh setelah mendapat tikaman dari Monye, korban pun tewas jatuh dan masuk parit. Setelah membunuh Narko, Monye kembali mendatangi teman-temannya yang bermain domino bersamanya tadi. “Saya sudah membunuh Narko (sambil memperlihatkan tangan yang masih berlumuran darah),” kata pelaku.
Seketika teman-teman pelaku yang sedang bermain domino tersebut terhambur karena takut. Pelaku lari ke kampung halamannya di Makassar Sulsel. Sorenya sebelum kejadian Monye terlebih dahulu membeli tiket kapal di pelabuhan Semayang.
Dari hasil autopsi terdapat empat luka di tubuh korban, di bagian pundak sebelah kiri hingga tembus ke bawah, paha sebelah kiri hingga tembus ke bawah, pinggang sebelah kanan, dan pinggang sebelah kiri hingga tembus ke ginjal sebelah kiri. [] RedFj/BP