Presiden Ekuador Nyatakan Perang Senjata Dengan Gangster Secara Internal
EKUADOR – Presiden Ekuador, Daniel Noboa menyatakan perang dengan gangster bersenjata di negaranya. Dikutip dari BBC, Presiden Noboa menyatakan adanya konflik bersenjata internal di negara tersebut. Dia juga memobilisasi angkatan bersenjata untuk melaksanakan operasi militer dalam rangka menetralisasi apa yang ia sebut sebagai “kejahatan transnasional terorganisasi, organisasi teroris, dan aktor-aktor non pemerintah yang berperang”.
Hal itu Noboa sampaikan pada, Selasa (09/01/2024), tak lama usai terjadinya serangan terhadap sebuah studio televisi. Saat itu, orang-orang bersenjata dengan penutup kepala masuk ke studio siaran langsung saluran televisi dan memaksa karyawan-karyawan di sana berbaring di lantai.
Wakil direktur pemberitaan mengatakan, seorang juru kamera tertembak di kaki dan satu orang lagi lengannya patah dalam serangan itu. Setelah itu, polisi segera melakukan 13 penangkapan untuk meringkus para anggota gangster bersenjata tersebut.
Sebelumnya pada, Senin (08/01/2024), diumumkan keadaan darurat nasional di Ekuador setelah seorang bos gangster Choneros bernama Adolfo Macías Villamar atau Fito menghilang dari sel penjaranya. keadaan darurat akan berlangsung selama 60 hari, dan pemerintah segera mengerahkan polisi dan angkatan bersenjata untuk mengendalikan gangguan ketertiban umum.
Aturan ini mencakup jam malam mulai pukul 23.00 hingga pukul 05.00 demi membatasi pertemuan dan tindakan yang dapat mengancam ketertiban umum. Sejak saat itu juga, negara ini telah diguncang oleh ledakan-ledakan, penculikan polisi, dan kerusuhan di penjara.
Fito diduga kabur hanya beberapa jam sebelum rencana pemindahannya. Dua penjaga penjara telah ditahan karena dicurigai membantunya melarikan diri. Diketahui, Choneros adalah gangster penjara yang kuat serta dianggap berada di balik banyak kerusuhan mematikan dan perkelahian di penjara-penjara Ekuador selama beberapa tahun terakhir. Meski begitu, tidak jelas apakah insiden di studio televisi ada hubungannya dengan hilangnya Fito tersebut
Memburuknya situasi keamanan di Ekuador sebagian besar disebabkan oleh organisasi kriminal yang saling bersaing, Mereka saling bersaing dengan melakukan aksi kekerasan secara brutal serta sering kali di depan umum dan penjara dalam upaya mengendalikan jalur penyelundupan narkoba.
Pada, Selasa (09/01/2024), Kepala Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Ekuador, Laksamana Jaime Vela Erazo berjanji untuk tidak mundur atau bernegosiasi dengan kelompok bersenjata. Ia menambahkan, masa depan negaranya sedang dipertaruhkan saat ini. “Mulai saat ini, setiap kelompok teroris yang diidentifikasi dalam keputusan (darurat]) tersebut di atas telah menjadi sasaran militer,” katanya.
Di tengah kerusuhan di Ekuador, negara-negara tetangga seperti Kolombia dan Peru menyatakan keprihatinan atas situasi tersebut dan mendukung pemerintahan Noboa untuk memulihkan ketertiban.
Redaksi01