PKL Ahmad Yani Butuh Pemerintah, Bentuk UPT Demi Mengkoordinir Kebersihan
TANJUNG REDEB – Para pedagang kaki lima (PKL) di tepian Jalan Ahmad Yani, Kabupaten (Kab.) Berau, mengusulkan agar pemerintah membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk membantu pedagang dalam merawat kebersihan dan kenyamanan di kawasan wisata perkotaan tersebut. Badan tersebut merupakan peneluran dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau. Usulan tersebut muncul setelah publik Bumi Batiwakkal menyorot kebersihan di tepian.
Para PKL sebagai pengguna kawasan tersebut untuk berdagang, mengaku membutuhkan pemerintah dalam hal ini UPT demi mengkoordinir kebersihan. “Jadi, lebih terkoordinir kebersihan di tempat ini. Ada penanggung jawab yang jelas,” kata Bendahara Persatuan Pedagang Kuliner Tepian Sanggam (PPKTS), Hasanuddin.
Dia menyebut, dalam bertugas nanti pihaknya tidak masalah bila harus dilibatkan untuk berberes di tepian. Sebab, pihaknya menyadari kebersihan tepian merupakan tanggung jawab bersama dan tentunya saling menguntungkan. “Kami tidak masalah untuk itu,” tuturnya, Senin (05/02/2024).
Diberitakan sebelumnya, dalam komitmen para PKL tepian Jalan Ahmad Yani akan membersihkan lokasi berdagangnya di tepian setiap hari apabila rombong sudah tutup. Hanya saja, Daeng, sapaan Hasanuddin, meminta kepada pihak mana pun untuk membantu para PKL dalam pengadaan mesin sedot air yang dapat dimanfaatkan membersihkan tepian.
Sebab, keberadaan satu mesin air di bagian turap tepian tersebut, masih dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan pedagang di sepanjang tepian. “Memang ini ada satu alkon, tapi kurang maksimal untuk dimanfaatkan bersih-bersih di tepian,” ujarnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Revitalisasi Tepian Jalan Antasari, sampai Ahmad Yani, Charles, menyatakan dukungan wacana tersebut. Sebab, upaya tersebut merupakan bagian dari upaya dalam menjaga setiap aset milik pemerintah daerah. “Benar saja itu. Memang harus ada UPT khusus di sini,” ujarnya.
Keramik yang dipasangi dalam proyek tersebut, menurutnya, akan kotor bila kotoran menempel, sehingga akan semakin membuat kumuh tepian. “Makanya harus ada petugas yang koordinir para PKL ini,” ucapnya.
Belajar dari kawasan wisata di Jalan Malioboro, Yogyakarta, menurutnya, kawasan itu tampak asri. Lantaran ada petugas khusus yang ditugaskan untuk menjaga kebersihan lokasi tersebut. Bekerja sejak malam dan pagi hari, baik untuk pengangkutan sampah maupun menyapu jalanan. “Setiap hari dilakukan itu, karena memang Malioboro selalu ramai setiap hari,” katanya mencontohkan.
Redaksi01