Alexei Navalny Tewas di Penjara, Ini Kata Dunia
RUSIA – MUSUH paling kuat bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan meninggal di penjara. Adalah Alexei Navalny, pemimpin oposisi paling terkenal di Rusia yang kerap mengecam kelas elite di sekitar Presiden Vladimir Putin.
Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets, Rusia, menyatakan pria berusia 47 tahun itu meninggal pada Jumat (16/02/2024). Sebelum meninggal, Navalny mengaku tidak enak badan.
Sebelumnya, dia sempat berjalan-jalan di kompleks penjara IK-3 di Kharp, sekitar 1.900 km timur laut Moskow. Navalny, kata Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets, langsung kehilangan kesadaran.
“Staf medis di institusi tersebut segera tiba, dan tim ambulans dipanggil,” kata pernyataan lembaga tersebut.
Menurut lembaga itu semua tindakan resusitasi yang diperlukan telah dilakukan, namun tidak membuahkan hasil positif. Dokter ambulans menyatakan Navalny meninggal. “Penyebab kematiannya sedang ditelisik,” imbuh pernyataan Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets.
Navalny ditahan di penjara yang berada di utara Rusia atau Lingkaran Arktik. Penjara IK-3, yang terletak di Kharp di wilayah Yamalo-Nenets sekitar 1.900 km timur laut Moskow, dianggap sebagai salah satu lembaga pemasyarakatan paling mengerikan di Rusia.
Kharp berjarak sekitar 100 kilometer dari Vorkuta, yang tambang batu baranya merupakan bagian dari sistem kamp penjara gulag Soviet. Dia telah dijatuhi hukuman 19 tahun. Dia dihukum karena penipuan dan tuduhan lain yang menurutnya dibuat-buat untuk membungkamnya.
Di penjara itu, dia telah berulang kali ditempatkan dalam waktu lama di sel hukuman kecil yang sempit karena pelanggaran ringan seperti mencuci muka di waktu yang salah. Dia menggambarkan harus berdiri atau duduk di bangku besi selama 16 jam sehari. Namun, layanan penjara mengatakan dia diperlakukan seperti narapidana lainnya.
Nama Alexei Navalny dikenal luas masyarakat dunia sebagai pihak oposisi yang berani lantang menyuarakan kebobrokan pemerintah Rusia di bawah kendali Presiden Vladimir Putin.
Dalam pandangan Navalny, rezim Putin telah melakukan korupsi dalam skala besar. Satu dekade lalu, mantan pengacara ini menulis blog soal korupsi besar-besaran dan gaya hidup mewah kalangan elit Rusia. Dalam situsnya, dia mengatakan negara itu diperintah oleh penjahat dan pencuri.
Navalny dan timnya telah mencerca Putin dan memproduksi video apik yang ditonton jutaan kali di YouTube untuk mengungkap gaya hidup mewah elit Rusia. Navalny telah lama meramalkan bahwa Rusia dapat menghadapi gejolak politik seismik, termasuk revolusi karena dia mengatakan Putin telah membangun sistem pemerintahan pribadi yang rapuh yang bergantung pada penjilat dan korupsi.
Nama Alexei Navalny mulai berkibar sejak dia mengambil bagian dalam pawai nasionalis Rusia pada tahun 2000-an dan menyuarakan pandangan antiimigran. Pada 2007, ia dikeluarkan dari partai oposisi liberal, Yabloko.
Ketika demonstrasi menentang Putin berkobar pada Desember 2011, Navalny adalah salah satu pemimpin protes pertama yang ditangkap.
Pada 2013, dia mencalonkan diri sebagai walikota Moskow dan memenangkan 27 persen suara. Meskipun mendapat sedikit suara, namun sejak itu, dia dilarang mencalonkan diri dengan berbagai alasan.
Pada Agustus 2020, Navalny jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow. Pilot melakukan pendaratan darurat, dan menyelamatkan nyawanya. Navalny diterbangkan ke Berlin, Jerman untuk mendapatkan perawatan karena efek racun saraf.
Tes laboratorium di tiga negara menyebutkan, racun saraf itu sebagai Novichok, racun yang dikembangkan di Uni Soviet. Investigasi media bersama mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi tim pembunuh dari Dinas Keamanan FSB Rusia.
Navalny mendapat kekaguman dari seluruh dunia karena secara sukarela kembali ke Rusia pada tahun 2021 dari Jerman, tempat dia menjalani perawatan untuk apa yang ditunjukkan oleh tes laboratorium Barat sebagai upaya untuk meracuninya dengan racun saraf di Siberia. Dia pun langsung ditangkap saat tiba.
Navalny saat itu mengatakan bahwa dia diracun di Siberia pada Agustus 2020. Kremlin membantah mencoba membunuhnya dan mengatakan tidak ada bukti dia diracuni oleh agen saraf Rusia.
MATINYA KRITIKUS PUTIN
Ini bukan kali pertama penentang Presiden Rusia Vladimir Putin meninggal secara misterius. Sebelumnya, Kepala pasukan Wagner Group Yevgeny Prigozhin juga meninggal di wilayah utara Moskow pada Agustus tahun lalu.
Yevgeny Prigozhin, yang dikenal sebagai “Koki Putin” dan bos Wagner Group yang diasingkan, dikabarkan tewas dalam kecelakaan pesawat di Rusia pada Agustus 2023, hanya setahun setelah ia memimpin pemberontakan.
Prigozhin, setelah mengkritik Kremlin dan mencoba melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Rusia pada Juni 2023, menghadapi pengasingan ke Belarusia.
Keberadaan dan keselamatannya tidak pasti sebelum kematiannya. Kemudian, pada Agustus, sebuah pesawat yang membawa Prigozhin dan anggota kelompok Wagner berpangkat tinggi lainnya meledak dan jatuh.
Penyebab sebenarnya kecelakaan itu tidak diketahui, namun banyak konspirasi mengenai waktu kecelakaan dan kematian penumpang di dalamnya.
Kritikus Putin lainnya yang juga mantan agen KGB, Alexander Litvinenko, juga meninggal pada tahun 2006 usai meminum teh hijau yang dicampur dengan polonium-210. Nama-nama pengkritik Putin lain yang meninggal adalah Alexander Perepilichny, Viktor Yushchenko, dan Anna Politkovskaya.
Sementara taipan Rusia Pavel Antov jatuh dari jendela hotel di India pada Desember 2022, hanya beberapa hari setelah mengkritik perang Putin dengan Ukraina.
Meskipun ada klaim kematian wajar setelah serangan rudal di Kyiv, keadaan seputar kematian Antov menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan mereka yang menentang tindakan Putin.
Antov adalah seorang tokoh terkenal di kota Vladimir, sebelah timur Moskow dan pada musim panas tahun 2022, ia membantah mengkritik perang Rusia di Ukraina setelah sebuah pesan muncul di akun WhatsApp-nya.
Pesannya berbunyi: “Sangat sulit untuk menyebut semua ini selain teror.”
Tokoh lainnya adalah bos Lukoil Ravil Maganov yang secara terbuka mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Dia meninggal karena terjatuh dari jendela rumah sakit Moskow pada September 2022. Tidak lama setelah invasi Rusia ke Ukraina, dewan Lukoil menyerukan agar perang diakhiri, dan menyebutnya sebagai ‘tragedi’. Dewan juga menyatakan simpatinya kepada para korban.
Meskipun Lukoil awalnya menyebutkan “penyakit serius” sebagai penyebab kematiannya, kecurigaan masih tetap ada mengingat penolakan Maganov yang terang-terangan terhadap konflik tersebut.
Namun, kantor berita Tass mengutip sumber yang mengatakan dia terjatuh dari jendela, dan kemudian menambahkan bahwa dia telah bunuh diri.
Kritikus vokal lainnya terhadap perang Rusia-Ukraina, Dan Rapoport ditemukan tewas di depan gedung apartemen Washington pada Agustus 2022. Keadaan seputar kematian pengusaha ini masih belum jelas, sehingga menambah daftar kritikus Putin yang mengalami nasib misterius.
Ada lagi seorang mantan panglima militer Rusia yang memiliki hubungan lama dengan Ukraina, Alexei Maslov meninggal “tiba-tiba” di Moskow pada usia 69 tahun pada bulan Desember 2022. Kabar kematiannya datang dari pabrik tank tempatnya bekerja, perusahaan pembuat mesin Uralvagonzavod, produsen tank terbesar di dunia.
Jenderal Maslov, yang merupakan panglima Angkatan Darat Rusia dari tahun hingga 2008, meninggal pada Hari Natal di sebuah rumah sakit militer Moskow. Namun perusahaan tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
DUKA PEMIMPIN DUNIA
Insiden terbaru tewasnya oposisi pemerintahan Putin membuat beberapa pemimpin dunia bereaksi. Mereka berduka dan kompak mengecam Putin.
Presiden AS Joe Biden terang-terangan menyalahkan Putin atas kematian Navalny. Ia mengatakan tidak terkejut, tetapi marah atas kejadian yang dialami pemimpin oposisi pemerintahan Rusia tersebut.
“Kami tidak tahu persis apa yang terjadi, tapi tidak ada keraguan bahwa kematian Nalvany adalah akibat dari perbuatan Putin dan premannya,” kata Biden di Gedung Putih setelah petugas penjara Rusia mengumumkan bahwa Navalny telah meninggal, melansir Reuters (17/02/2024).
“Pihak berwenang Rusia akan menceritakan kisah mereka sendiri. Tapi jangan salah, Putin bertanggung jawab atas kematian Navalny,” tegas Biden.
Biden juga mengatakan dia sedang mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk menghukum Rusia setelah kematian Navalny, serta memberikan penghormatan kepada pemimpin oposisi karena dengan berani melawan korupsi dan kekerasan yang dilakukan pemerintahan Putin.
“Kami sedang mempertimbangkan apa lagi yang bisa dilakukan,” kata Biden saat menjawab pertanyaan wartawan.
Sedangkan Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak memuji sosok Navalny sebagai pejuang paling gigih bagi demokrasi Rusia. Ia juga mengagumi keberanian Navalny yang luar biasa sepanjang hidupnya. Menurut Sunak, kematian Navalny adalah kabar buruk dan tragedi besar bagi rakyat Rusia.
Tak cuma Sunak, Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Cameron turut berkomentar soal Navalny dan mengecam Putin melalui akun X personalnya.
“Rusia di bawah kepemimpinan Putin telah merekayasa tuduhan terhadapnya [Navalny], meracuninya, dan menjebloskannya ke Arktik. Kini dia meninggal secara tragis. Tidak seorang pun boleh meragukan sifat mengerikan dari rezimnya [Putin],” kata Cameron di X.
Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) North Atlantic Treaty Organization (NATO atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara) Jens Stoltenberg mengaku prihatin dengan informasi Navalny telah meninggal dunia. Menurut dia, Putin harus menjawab insiden ini.
“Saya sangat sedih dan prihatin dengan laporan yang datang dari Rusia bahwa Alexei Navalny telah meninggal, semua fakta harus dibuktikan dan Rusia memiliki pertanyaan serius yang harus dijawab,” katanya.
Di sisi lain, Pemerintah Prancis mengatakan bahwa Navalny telah membayar dengan nyawanya karena menentang penindasan di bawah rezim Putin. “Alexei Navalny membayar dengan nyawanya atas perlawanannya terhadap sistem penindasan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Stéphane Séjorné di X.
Kematiannya di penjara mengingatkan akan realitas rezim Vladimir Putin. Dia juga menyampaikan belasungkawa kepada Keluarga Navalny dan rakyat Rusia.
Presiden Latvia Edgars Rinkevics menduga Navalny dibunuh secara brutal oleh Kremlin -ibu kota Rusia. “Apa pun pendapat Anda tentang Alexei Navalny sebagai politisi, dia baru saja dibunuh secara brutal oleh Kremlin. Itu adalah fakta dan sesuatu yang harus diketahui tentang sifat sebenarnya dari rezim Rusia saat ini,” kata Edgars Rinkevics di X.
Charles Michel dari Uni Eropa mengatakan bahwa Navalny berjuang untuk nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Dia menambahkan bahwa ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Navalny dan mereka yang memperjuangkan demokrasi.
Terakhir, editor surat kabar Rusia dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dmitry Muratov mengatakan, kematian Navalny adalah hal yang wajar karena kondisi penjara yang mengerikan. []
Penulis | Penyunting : Agus P Sarjono (dari berbagai sumber)