Berdampak Besar, Ini Akibat dari Insiden Percikan Api Pesawat Garuda yang ditumpangi Jemaah Haji

JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra mengungkapkan insiden percikan api pada pesawat GA-1105 yang mengangkut ratusan calon jemaah haji kloter lima embarkasi Makassar berdampak pada 100 penerbangan lainnya. Sebagaimana dilansir dari CNN Indoensia, Ia menjelaskan pesawat Boeing 747-400 (ER-TRV) yang mampu mengangkut lebih dari 450 penumpang itu kini sedang ditangani. Adapun penyebab percikan api juga masih didalami.

Oleh karena itu, pesawat tersebut tak bisa digunakan untuk mengangkut jemaah Haji dari Makassar. Sebagai gantinya, Garuda mendatangkan dua pesawat yang lebih kecil, yakni PK-GIA B777-300 dan PK-GPM A330-200 untuk mengakomodir kloter selanjutnya. Adapun penggunaan dua pesawat itu berdampak pada terganggunya 100 penerbangan Garuda lainnya.

“Nanti sampai tanggal 25 (Mei) akan mempengaruhi sekitar 100 penebangan reguler baik domestik maupun internasional,” kata Irfan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (20/5/2024).

Oleh karena itu, ia pun memohon maaf pada pelanggan Garuda. Pasalnya, penerbangan Haji masih menjadi prioritas utama perusahaan.

“Kami sampaikan pada pengguna Garuda mengenai implikasi ini dan memohon maaf karena buat kami di Garuda menerbangkan jemaah sudah hal utama dan mempercepat penerbangan jemaah adalah tujuan utama kami,” ucap Irfan.

Pesawat GS-1105 yang mengangkut calon jemaah haji kloter lima Embarkasi Makassar mengalami kendala berupa asap keluar dari sayap pesawat sesaat setelah lepas landas di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Rabu (15/5/2024).
Video detik-detik insiden itu beredar di media sosial. Dalam video, pesawat Garuda yang mengangkut 450 jemaah yang hendak berangkat ke tanah suci dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar itu tiba-tiba mengeluarkan percikan api saat akan tinggal landas.

Irfan mengatakan pesawat yang mengangkut calon jemaah haji menuju Madinah, Arab Saudi, itu pun melakukan prosedur Return to Base (RTB) alias kembali ke mendarat di bandara asal.

Ia menjelaskan keputusan RTB tersebut diambil oleh Pilot in Command (PIC), segera setelah pesawat lepas landas dengan mempertimbangkan kendala pada mesin pesawat yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut setelah diketahui adanya percikan api pada salah satu engine. Setelah mendarat, para penumpang diberangkatkan kembali dengan pesawat pengganti, B747-412 registrasi ER-TRV.

“Kami putuskan saat itu pesawat kembali dan jemaah kembali ke asrama dan diterbangkan beberapa saat kemudian,” ujarnya. []

Putri Aulia Maharani

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *