3 Negara Eropa Memihak Palestina, Netanyahu: Tidak akan Damai
ISRAEL – Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan tiga Eropa, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia yang berencana secara resmi mengakui negara Palestina mendukung teror. “Niat sejumlah negara di Eropa untuk mengakui negara Palestina adalah imbalan atas teror,” ujarnya dalam pernyataan yang dirilis kantornya, Rabu (22/5/2024), dikutip dari CNN.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan tiga Eropa, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia yang berencana secara resmi mengakui negara Palestina mendukung teror.
“Ini akan menjadi sebuah negara teror, yang akan berulang kali mencoba melakukan serangan gencar pada tanggal 7 Oktober, dan kami tidak akan menyetujui hal tersebut,” kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa “kejahatan ini tidak boleh diberikan kepada sebuah negara.”
“Hadiah untuk teror tidak akan membawa perdamaian – dan juga tidak akan menghentikan kita untuk menang atas Hamas,” lanjut Netanyahu. Sebelumnya, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia menyatakan bakal mengakui kemerdekaan Palestina pada 28 Mei mendatang. Pengakuan ini untuk mendukung tercapainya solusi dua negara.
Solusi dua negara merupakan satu-satunya cara mengatasi konflik Israel-Palestina dengan membentuk dua negara yakni Israel dan Palestina yang hidup berdampingan. Keputusan Irlandia dan dua negara NATO tersebut membuat marah Israel. Setelah pengumuman pengakuan itu, Negeri Zionis menarik duta besarnya dari Norwegia dan Irlandia.Israel juga berjanji bakal segera menarik duta besarnya dari Spanyol.
Kelompok Hamas dan Otoritas Palestina menyambut baik keputusan Irlandia, Spanyol, dan Norwegia untuk mengakui kemerdekaan Palestina. Dalam keterangan resminya, Hamas menyatakan langkah Irlandia, Spanyol, dan Norwegia adalah langkah penting untuk menegaskan hak Palestina atas tanahnya sendiri.
“Kami melihat ini sebagai langkah penting untuk menegaskan hak kami atas tanah kami,” demikian keterangan Hamas. Senada, Otoritas Palestina juga menyambut baik keputusan tiga negara Eropa tersebut. Otoritas Palestina menyebut langkah tersebut merupakan “momen yang bersejarah.” []
Nur Quratul Nabila A