Desa Pondok Kelor Terpilih Sebagai Desa Inovasi dan Teknologi Bidang Ekonomi

JUARA I : Esti Alfianing Tyas, A.Md.Keb, ketua TP-PKK Desa Pondok Kelor (tengah) bersama Dona Latifa, A.Md, Merry Christanty, S.Si. usai menerima penghargaan.(Foto : Net)

PROBOLINGGO, Prudensi.com-Sungguh membanggakan bagi warga Desa Pondok Kelor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo berhasil meraih juara 1 Anugerah Inovasi Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2024 pada kategori inovasi dan teknologi bidang ekonomi.

Hasil yang maksimal tersebut mendapat tanggapan positif Kades Pondok Kelor, Fredericks Ade Candra tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya atas penghargaan dari Pemkab Probolinggo tersebut.

Kades Fredericks merasa bersyukur desa yang dipimpinnya memiliki banyak potensi. Di antaranya tanaman kelor dan bawang merah. Potensi ini dikemas menarik oleh TP-PKK setempat. Mereka berinovasi menyulap tanaman dan hasil pertanian itu menjadi  produk makanan. Selain bernilai jual tinggi, inovasi itu berhasil memberdayakan warga setempat.

“Alhamdulillah raihan sebagai juara 1 desa inovasi dan teknologi bidang ekonomi merupakan keberhasilan seluruh warga Desa Pondok Kelorsebagai buah  hasil kerja keras kita semua,’’kata Fredericks Ade Candra dihubu via WhatsApp, Sabtu (20/7/2024).

Inovasi yang dikemas dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum hawa di Desa Pondok Kelor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, layak diacungi jempol.

Inovasi ini juga mengantarkan TP-PKK desa setempat sebagai juara 1 Anugerah Inovasi Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2024 pada kategori inovasi dan teknologi bidang ekonomi.

Inovasi Olahan Pangan Hasil Pertanian sebagai Pemberdayaan Wanita dan Pengembangan Ekonomi Keluarga melalui Program UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga), itu berupa produksi makanan dan minuman dengan memanfaatkan potensi tanaman yang ada di Desa Pondok Kelor.

Salah satunya daun kelor dan bawang merah yang diubah menjadi produk makanan bernilai jual tinggi.

Daun kelor disulap menjadi stik kelor dan bawang merah dikemas menarik menjadi kue yang siap menggoyang lidah para konsumen. Produk tersebut sudah memiliki izin P-IRT dan label Halal dari MUI.

“Inovasi ini memanfaatkan tananam kelor yang ada di desa kami, kami buat stik kelor. Kebetulan, sesuai dengan nama desa, di sini banyak pohon kelor,” katanya.

“Hampir semua warga memilikinya, bahkan di pingir jalan juga banyak ditemukan tanaman pohon kelor. Kami juga membudidayakan tanaman ini dibantu CSR dari perusahaan,” beber Esti Alfianing Tyas, A.Md.Keb, ketua TP PKK Desa Pondok Kelor.

Menurutnya, selain memiliki potensi tanaman kelor, Desa Pondok Kelor juga kaya akan potensi pertanian.

Salah satunya tanaman bawang merah. Namun, dari hasil panen petani, di antaranya ada yang kualitasnya kurang bagus.

Yang kurang bagus itu kami ambil untuk dijadikan kue, agar memiliki nilai jual tinggi,” katanya.

Perempuan kelahiran 31 tahun silam ini mengatakan, sesuai dengan tujuannya, inovasi ini juga berhasil memberdayakan perempuan di desa setempat.

Sejauh ini, dalam produksinya melibatkan sekitar 25 ibu rumah tangga. “Harapan kami ke depan, program ini semakin meluas, sehingga ibu-ibu yang terbantu secara ekonominya, semakin banyak,” katanya.

Esti–panggilannya–menambahkan, produk makanan yang ia jual memiliki harga bervariasi, tergantung ukuran kemasan. Selain produk makanan, TP-PKK Desa Pondok Kelor juga memproduksi aneka minuman. Salah satunya, minuman kunyit asam yang menjadi best seller.(rac)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *