GNPK RI Kalbar Desak OJK Tindak Tegas Kasus Pembobolan Dana Nasabah Bank Kalbar
PONTIANAK, PRUDENSI.COM-Kejadian pembobolan dana nasabah di kantor cabang Bank Kalbar, tepatnya di Karangan dan Pemangkat, telah mencuri perhatian publik. Tak terkecuali menjadi catatan penting bagi PW GNPK RI (Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia) Kalimantan Barat.
Apalagi jumlah dana yang dibobol disebut-sebut mencapai angka yang fantastis, menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat yang selama ini menaruh kepercayaan pada lembaga perbankan tersebut.
Melalui Ketuanya, Ellysius Aidy minta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera mengambil tindakan tegas dan merekomendasikan evaluasi terhadap individu-individu yang berada di lingkungan Bank Kalbar. Kejadian ini dianggap sebagai aib besar bagi perbankan yang seharusnya menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah dalam menitipkan uang mereka.
Banyak pihak mendesak agar Direktur Utama Bank Kalbar, H. Rokidi, diganti, mengingat masih banyak putra-putri daerah Kalbar yang dinilai mampu dan berkualitas dalam mengelola perbankan dengan lebih baik. Kegagalan dalam menjaga integritas dan kepercayaan nasabah telah membuat banyak orang mempertanyakan kelayakan manajemen saat ini.
Ironisnya, kasus ini diduga melibatkan oknum internal bank itu sendiri, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memastikan keamanan transaksi dan dana nasabah. Hal ini mencerminkan lemahnya mental dan integritas beberapa individu, yang memilih jalan pintas untuk memperkaya diri sendiri, memanfaatkan posisi dan kesempatan yang ada.
Kasus ini harus menjadi pelajaran berharga dan diharapkan tidak terulang di masa mendatang. PW GNPK RI Kalimantan Barat kembali mengingatkan bahwa kepercayaan publik terhadap bank merupakan hal yang sangat vital, dan kejadian seperti ini dapat merusak reputasi serta kepercayaan tersebut.
Beberapa nasabah bahkan sudah menyatakan keengganan mereka untuk kembali menggunakan jasa Bank Kalbar. Keamanan dana, menurut mereka, harus menjadi prioritas utama, dan kejadian seperti ini membuat mereka merasa was-was untuk menaruh uang mereka di bank tersebut, meskipun jumlahnya tidak banyak.(Saidi)