Kebijakan Bupati Langkat Pertahankan Kades yang Selingkuh Berbuntut Panjang Hingga Diseruduk Emak-emak

LANGKAT – Kebijakan Pj Bupati Langkat, Faisal Hasrimy yang mempertahankan Kepala Desa Serapuh Asli, Nazrul Hapis berbuntut panjang. Pemandangan bra bergantungan di Balai Desa Serapuh Asli pun menjadi pemicu kericuhan masyarakat dengan Satuan Polisi Pamong Praja Langkat.

Informasi dirangkum, Pj Bupati Langkat mengeluarkan kebijakan untuk tetap mempertahankan NH sebagai kepala desa. Bahkan dalam imbauan Pj Bupati Langkat, NH diminta untuk minta maaf di hadapan masyarakat Desa Serapuh Asli Kecamatan Tanjungpura.

NH yang diduga ingin mempertahankan jabatannya pun muncul di hadapan masyarakat untuk meminta maaf. Namun belum lagi mengucapkan permohonan maafnya, masyarakat sudah menolak sejak dari kehadiran NH masuk ke Balai Desa Serapuh Asli.

Masyarakat tetap ngotot dan bersikeras agar Pemkab Langkat mencopot jabatan NH sebagai Kades Serapuh Asli. Tuntutan copot yang disampaikan masyarakat juga diwarnai dengan aksi protes.

Yakni, menggantungkan bra atau kutang di halaman Balai Desa Serapuh Asli. Saat Satpol PP Langkat mau menurunkan bra yang bergantungan tersebut, masyarakat menolak, Senin (26/8/2024).

Bahkan, bentrok antara masyarakat dengan Satpol PP Langkat pun tak terhindarkan. Buntut kericuhan ini, arus lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera Tanjungpura-Gebang terganggu atau macet. Kedatangan Satpol PP Langkat ingin menurunkan bra yang begantungan di Kantor Desa Serapuh Asli. Begitu juga dengan spanduk-spanduk yang bergantungan di kantor desa.

Salah satunya spanduk tersebut menuliskan desakan agar Pj Bupati Langkat diganti saja karena tak mampu mencopot Kades Serapuh Asli yang berperilaku asusila. Selain itu, kondisi kantor desa juga tampak kotor dengan sampah yang berserakan.

Warga Desa Serapuh Asli, Yati menyebut, NH sudah mengakui perbuatannya. Namun anehnya, Pemkab Langkat sulit mencopot NH dari jabatannya sebagai kades.

“Yang datang ramai-ramai ini (Satpol PP) ini, mau menurunkan bh (bra) mamak-mamak yang bergantungan. Ini harga mati, gak bisa diturunkan, kalau dia sentuh bh emak-emak, berarti dia nyentuh payudara emak-emak,” ujarnya yang dikutip  SumutPos, Rabu (28/8/2024).

Dia menjelaskan alasan bra yang bergantungan di depan Balai Desa Serapuh Asli. Kata dia, langkah tersebut merupakan simbol kemarahan kaum hawa yang didominasi emak-emak lantaran NH tak mampu dicopot Pj Bupati Langkat.

“Kami menilai Camat, DPRD, Bupati tak bisa menurunkan kades dari jabatannya,” ujar Yati.

Warga desa pun mengultimatum, bra akan diturunkan jika NH dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Desa Serapuh Asli.

“Kami bersihkan semua. Tapi kalau belum dicopot, jangan coba-coba sentuh bh (bra) kami,” ucap Yati.

Karena tak kondusif, akhirnya personel Satpol PP Langkat pun mengurungkan niatnya untuk menurunkan bra dan spanduk. Begitu juga warga, satu persatu mulai membubarkan diri dari sekitaran Kantor Desa Serapuh Asli.

Sayangnya, Camat Tanjungpura, Nawawi saat dikonfirmasi belum menjawab. Sambungan telepon selular yang sempat dijawab Nawawi diputuskan dengan alasan jaringan tidak bagus.

Begitu juga dengan Kasatpol PP Langkat, Dameka Singarimbun. Saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler dan pesan singkat WhatsApp, dia tak meresponnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *