Nia Kurnia Sari: Perjuangan Hidup Remaja Penjual Gorengan Berakhir Tragis
SUMATERA BARAT – Kisah pilu Nia Kurnia Sari, seorang gadis penjual gorengan yang ditemukan tewas mengenaskan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi sorotan.
Di usianya yang masih 18 tahun, Nia harus menanggung beban berat hidup yang jauh berbeda dari remaja seusianya.
Sementara kebanyakan remaja menikmati masa muda dengan bermain atau kuliah, Nia justru berkeliling dari kampung ke kampung menjajakan gorengan untuk bertahan hidup dan meraih mimpinya.
Setiap hari, Nia berjualan gorengan yang dibuat oleh tetangganya. Dengan penuh kesabaran, ia mengumpulkan sedikit demi sedikit upah yang diterimanya. Mimpinya satu: bisa melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.
“Dia jualan kue, gorengan untuk kuliah. Jualannya jauh, biasanya pulang menjelang Magrib,” ungkap Eli Marlina, ibunda Nia, yang tak kuasa menahan air mata.
Kisah hidup Nia juga diungkapkan oleh seorang tetangganya melalui akun media sosial @yourchochobun.
Akun tersebut menceritakan bagaimana Nia, yang hidup bersama ibunya yang sakit dan sudah berpisah dengan sang ayah, berjuang keras mengumpulkan uang demi melanjutkan pendidikan.
“Nia itu jualan gorengan karena tekad kuatnya untuk kuliah, ia nabung sedikit demi sedikit dari hasil jualannya,” tulisnya yang dikutip baliexpress, Rabu (11/9/2024).
Namun, perjuangan Nia berakhir tragis. Setelah dua hari menghilang saat berjualan gorengan, Nia ditemukan tewas terkubur dalam kondisi mengenaskan pada Minggu (8/9/2024).
Tubuhnya terikat dan tanpa busana, diduga menjadi korban rudapaksa sebelum akhirnya dibunuh dengan keji.
Kabar ini mengundang duka mendalam di kalangan warga setempat, terlebih dengan adanya spekulasi bahwa pelaku bukan hanya satu orang. Kisah Nia Kurnia Sari adalah cermin kerasnya hidup yang dialami banyak anak muda di pelosok negeri ini.
Mimpinya untuk berkuliah harus berakhir dalam tragedi yang tak terbayangkan. Namun, tekad dan keberanian Nia untuk meraih pendidikan yang lebih baik patut menjadi inspirasi, meskipun ia tak pernah sempat mewujudkannya.
Kejadian tragis ini pun membuka mata kita semua akan realitas pahit yang masih terjadi di masyarakat. []
Nur Quratul Nabila A