Aksi Tawuran Pertama Berakhir Tragis, MEQ Meninggal Dunia di Pondok Aren

TANGERANG – MEQ (15), pelajar SMA yang tewas setelah terlibat aksi tawuran di Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (11/10/2024) disebut baru pertama kali mengikuti tawuran. Pihak keluarga menyebut, korban tawuran bersama teman-teman satu angkatannya di sekolah, pelajar kelas satu SMA.

“Dia pertama kali turun (tawuran). Itu anak kelas 10 (satu SMA) semua yang turun. Kelas 11 (dua SMA) dan kelas 12 (tiga SMA) ternyata enggak ada yang tahu,” ujar sepupu korban, Lia (bukan nama sebenarnya), Senin (14/10/2024).

Pihak keluarga mengaku terkejut mengetahui MEQ meninggal dunia akibat tawuran. Sebab, di mata keluarga, MEQ dikenal sebagai anak yang penurut.

“Anaknya baik banget, penurut, enggak pernah minta macam-macam, dekat sama keluarga,” kata Lia.

Lia menceritakan bahwa sebelum terlibat tawuran, MEQ sedianya hendak mengikuti pengajian peringatan 100 hari meninggalnya sang bibi. Namun, MEQ dihampiri seorang teman dan pergi entah ke mana.

“Dia ternyata disamper temannya. Disuruh ikut tapi enggak tahu ke mana,” imbuh dia.

Pada Jumat (11/10/2024) malam, pihak keluarga mendengar kabar bahwa MEQ sudah tak bernyawa akibat tawuran di Jalan Raya Camar Pinguin, Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel.

Menurut informasi yang diterima keluarga, MEQ ditemukan warga setempat dalam kondisi tidak bernyawa dan dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.

“Sebenarnya pas ditusuk itu dia masih bernapas, tapi orang sekitar cuma melihat dan videoin aja. Padahal di dekat sana ada puskesmas,” jelas Lia.

Akibat tawuran itu, korban disebut mengalami luka yang cukup parah. Ada luka tusuk, bekas pukulan benda tumpul di kepala, serta luka di bagian kaki dan bokong. Beberapa orang yang diduga terlibat tawuran pun disebut telah ditahan di Polres Tangsel, termasuk yang membonceng MEQ sesaat sebelum pelajar itu tewas.

“Kalau yang nusuk masih dicari orangnya,” imbuh Lia.

Pihak keluarga pun berharap, para pelaku yang terlibat aksi tawuran tersebut dikenakan hukuman setimpal.

“Pihak keluarga ya maunya semua yang terlibat dihukum. Apalagi yang menyebabkan sepupuku kehilangan nyawanya. Kalau bisa dipenjara yang lama,” ucap Lia.

Sebelumnya, polisi menyebut satu pelajar tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat tawuran di Pondok Aren, Tangsel.

“Iya kalau korban ada satu yang meninggal dunia. Ada tiga orang yang luka, sementara itu yang terdata di kami,” ujar Kasie Humas Polres Tangsel AKP Agil saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Keempat korban tersebut merupakan teman satu sekolah yang duduk di bangku kelas satu SMA. Keempatnya masih di bawah umur. Polisi saat ini telah memeriksa beberapa saksi terkait aksi tawuran tersebut.

“Sudah diperiksa kalau saksi. Kami koordinasi dulu, baru beberapa yang dimintai keterangan,” jelas Agil.

Sementara, penjaga warung kelontong yang berada dekat lokasi, Hendi (29), menceritakan, awalnya dia dan warga sekitar tidak mengetahui ada aksi tawuran di wilayah itu.

Namun, tiba-tiba Hendi melihat ada remaja tidak dikenal tergeletak di pinggir jalan pada pukul 20.45 WIB, tepatnya sekitar 100 meter dari warung madura tempat dia kerja.

“Kalau orangnya (korban) saya lihat, tapi kalau kejadian percisnya saya enggak tahu. Tiba-tiba udah ada di situ aja,” ujar Hendi kepada Kompas.com di lokasi, Senin.

Hendi mengaku tidak mengetahui awal mula tawuran itu bisa terjadi karena saat itu warungnya sedang tutup. Berdasarkan informasi yang dia dapat, tawuran terjadi di Jalan Raya Camar Pinguin.

“Katanya mereka tawuran di perumahan Camar, di sana juga ada garis polisi. Saya enggak tahu pas di sana (lokasi tawuran) masih hidup atau enggak, cuma pas saya lihat, dia sudah tergeletak,” kata Hendi.

“Waktu dibonceng, katanya dia (korban) udah enggak kuat, terus langsung jatuh, terus teman yang boncengnya kabur,” sambung dia.

Saat melihat korban tergeletak, warga setempat tidak ada yang berani menyentuh. Mereka lebih memilih untuk memanggil polisi agar segera dievakuasi.

“Enggak ada yang berani (menolong), tapi kami langsung panggil ambulans sama polisi, terus baru deh dibawa ke rumah sakit,” ucap dia. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *