Cegah HIV/AIDS, Dinkes Kabupaten Probolinggo Jalin Kemitraan

KEMITRAAN : Dinkes Kabupaten Probolinggo mengadakan pertemuan kemitraan antara pemerintah, swasta dan komunitas di ruang pertemuan Jabung III Kantor Bupati Probolinggo.(Foto : Istimewa)

PROBOLINGGO, PRUDENSI.COM-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mengadakan pertemuan kemitraan antara pemerintah, swasta dan komunitas di ruang pertemuan Jabung III Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (15/10/2024).

Pertemuan ini dihadiri oleh 25 peserta yang terdiri dari berbagai sektor dan bertujuan untuk membahas persiapan lima fasilitas kesehatan yang akan menjadi layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) untuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHIV).

Kelima fasilitas kesehatan tersebut mencakup RSU Wonolangan, RS Rizani serta tiga Puskesmas meliputi Pajarakan, Maron dan Sumberasih. Narasumber yang memandu kegiatan ini adalah dokter PDP dr. Niswah Nilam Qonita dan Ivan Aditya yang merupakan Recording dan Reporting (RR) RSUD Tongas.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo melalui Pengelola Program HIV Adik Budi Waluyo mengatakan secara umum kegiatan ini bertujuan sebagai pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS.

“Secara khusus bertujuan sebagai pelayanan terintegrasi bagi ODHIV, terjalinnya kemitraan lintas sektor dan komunitas serta merumuskan strategi penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.

Adik menambahkan penyediaan akses PDP yang lebih dekat dengan domisili ODHIV menjadi salah satu fokus utama. Data terbaru menunjukkan, hingga September 2024 terdapat 277 orang ODHIV baru yang terdaftar dan 150 orang yang baru memulai pengobatan Antiretroviral (ARV).

“Sementara masalah yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo mencakup ketidakcukupan tatalaksana sesuai standar. Belum adanya penanganan yang optimal dalam diagnosis, paduan obat, pemantauan pengobatan serta pencatatan dan pelaporan menjadi salah satu penyebab belum berkurangnya jumlah kasus,” ungkapnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Adik menekankan pentingnya pertemuan antar petugas layanan untuk mencari solusi terbaik bagi ODHIV yang berhenti pengobatan. “Kami perlu melaksanakan On The Job Training atau Refreshment Tatalaksana HIV bagi fasilitas kesehatan yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya. Dengan harapan, layanan ini bisa lebih berkembang dan menjangkau ODHIV dengan lebih baik,” pungkasnya.(rac)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *