Badai Tropis Trami Sebabkan Ratusan Ribu Warga Filipina Mengungsi, 110 Tewas
JAKARTA – Badai mengacak-acak tetangga dekat RI, Filipina. Setidaknya 110 orang dilaporkan tewas setelah badai tropis Trami menyerang negara itu, akhir pekan kemarin.
Mengutip AFP, Senin (28/10/2024), badai tropis Trami melanda Filipina sejak 24 Oktober. Bencana ini memaksa lebih dari setengah juta orang meninggalkan rumah mereka akibat banjir yang melanda.
Dalam update terbaru Minggu, tim penyelamat masih mencari korban di desa-desa terpencil negeri itu. Sejauh ini, menurut badan bencana nasional, 42 orang masih hilang setelah terjadinya badai.
“Trami adalah badai paling mematikan yang melanda… sepanjang tahun ini terutama dengan jumlah korban yang dilaporkan”, kata Kantor Pertahanan Sipil yang mengawasi manajemen bencana Filipina, Ariel Nepomuceno.
Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos pada Minggu, telah berjanji bahwa bantuan sedang diberikan untuk penduduk. Provinsi Camarines Sur, yang terletak di wilayah Bicol, menjadi salah satunya karena paling parah terkena dampak badai.
“Melalui udara, darat, atau laut, kami akan terus memberikan dukungan. Bersama-sama, kita akan bangkit kembali,” kata Marcos di akun media sosialnya.
Selain Provinsi Camarines Sur, badai juga menyerang Provinsi Batangas, di selatan Manila. Tercatat kematian meningkat menjadi 60 orang.
“Jumlah korban jiwa yang lebih tinggi mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang karena tim penyelamat kini dapat mencapai tempat-tempat yang sebelumnya terisolasi”, kata kata juru bicara Kantor Pertahanan Sipil, Edgar Posadas.
Diketahui sejak Minggu sore, badai Trami telah mendarat di Vietnam tengah. Otoritas bencana nasional Vietnam menyebut, badai membawa hujan lebat dan angin dengan kecepatan hingga 74 kilometer per jam (46 mil per jam).
Badai tersebut merobohkan pohon dan kabel listrik di kota pesisir Da Nang. Media pemerintah melaporkan bahwa tiga orang tewas sebelum dan ketika badai tersebut tiba di provinsi Quang Nam dan Thua Thien Hue.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa badai di kawasan Asia-Pasifik semakin banyak terjadi di dekat garis pantai. Ini semakin intensif dan berlangsung lebih lama di daratan akibat perubahan iklim. []
Nur Quratul Nabila A