Kepala BNPB Tinjau Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Imbau Rencana Relokasi
FLORES TIMUR – Kepala BNPB Suharyanto meninjau lokasi pengungsian pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (5/11/2024) siang.
Kunjungan ini dilakukan untuk memantau langsung kondisi warga yang terdampak dan memastikan bahwa penanganan berjalan sesuai prosedur.
Dalam kunjungan tersebut, Suharyanto menyambangi tiga titik pengungsian utama: Desa Bokang yang menampung 606 orang, Desa Konga yang menampung 1.219 jiwa, serta Desa Lewolaga yang menjadi tempat pengungsian bagi 647 orang.
Di tiap lokasi, Suharyanto berdialog dengan warga dan menyampaikan salam serta ungkapan belasungkawa dari Presiden dan Wakil Presiden RI, yang menjadi mandat langsung dalam kunjungan ini.
Meskipun kondisi sempat menyulitkan akses ke Flores Timur akibat penutupan Bandara Larantuka, Suharyanto dan tim BNPB tetap tiba di lokasi melalui rute alternatif. Mereka terbang ke Lombok, melanjutkan penerbangan ke Lembata, dan dari sana menyeberang ke Larantuka dengan kapal laut.
Dalam dialognya, Suharyanto menjamin bahwa kebutuhan dasar pengungsi akan terus dipenuhi selama status darurat berlangsung. Sepanjang tahun 2024, BNPB telah menyalurkan bantuan logistik senilai 16,4 miliar rupiah dan dana operasional sebesar satu miliar rupiah untuk penanganan bencana erupsi ini.
Suharyanto juga mengimbau pemerintah daerah dan warga yang tinggal di area rawan agar mempertimbangkan relokasi demi keselamatan mereka, terutama bagi yang berada dalam radius 7 km dari puncak gunung.
Langkah ini dinilai penting sebagai upaya mitigasi jangka panjang, dan sebagian warga telah menunjukkan kesediaan untuk direlokasi.
Sementara itu, Suharyanto mendengarkan kisah warga yang berusaha menyelamatkan diri saat erupsi pada Minggu (3/11/2024).
Di akhir kunjungannya, dia menyerahkan bantuan simbolis kepada warga terdampak sebagai bentuk dukungan langsung dari pemerintah pusat.
Menghadapi kondisi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih dalam status Level IV (AWAS), BNPB terus mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk mematuhi petunjuk pihak berwenang.
Aktivitas di radius 7 km dari puncak gunung kini dilarang untuk menghindari risiko lebih lanjut. Warga juga diimbau mewaspadai potensi banjir lahar saat hujan deras, terutama di aliran sungai yang berhulu di gunung, seperti di Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo, yang berpotensi terjadi meski di hilir tidak turun hujan. []
Nur Quratul Nabila A