Kasus Stunting di Semarang Meningkat, Dinkes Tanggapi Lonjakan dengan Pemetaan Bayi Stunting
SEMARANG – Kasus stunting di Kota Semarang mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data terbaru pada September 2024, jumlah kasus stunting di ibu kota Jawa Tengah ini telah mencapai 1.190 kasus.
Mengacu pada pantauan Espos melalui website resmi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, data stunting menunjukkan penurunan pada awal tahun 2024 (Januari-April).
Namun, dalam tiga bulan terakhir, terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan: pada Juli tercatat 977 kasus, Agustus naik menjadi 1.086, dan September melonjak lagi hingga mencapai 1.190 kasus.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, menjelaskan bahwa lonjakan kasus stunting disebabkan oleh gencarnya program pemetaan bayi stunting. Melalui upaya ini, bayi yang terindikasi stunting bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
“Melalui program pemetaan ini, kami dapat menemukan dan menangani bayi yang terdeteksi stunting di wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terjangkau,” jelas pria yang akrab disapa Hakam itu, Rabu (6/11/2024).
Dinkes Semarang saat ini sedang menjalankan berbagai program untuk menangani stunting, di antaranya:
– Pemeriksaan Balita oleh Dokter Spesialis
– Kunjungan Rumah Integrasi Layanan Primer
– Intervensi Serentak di Posyandu dan Puskesmas
– Survei Internal untuk Validasi Data
Hakam menambahkan beberapa program itu diyakini mampu membantu Pemkot Semarang dalam mendeteksi balita yang terdeteksi stunting.
“Program ini membantu mendeteksi balita yang tidak terdeteksi sebelumnya, sehingga angka stunting yang tercatat lebih akurat,” tegas Hakam. []
Nur Quratul Nabila A