RPJP Samarinda Tak Jelas
SAMARINDA – Misi pemkot menjadikan Samarinda ikon kota jasa sepertinya perlu ditinjau lagi. Pasalnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 tidak dijelaskan secara gamblang upaya yang ditempuh agar misi tersebut tercapai.
Ihwal mengapa pemkot tak memiliki konsep menjadi kota jasa terkuak dalam konsultasi publik RPJP Samarinda, Selasa (21/4). Dalam paparan Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda, disebutkan pada 2025, Kota Tepian akan menjadi kota jasa dan industri berwawasan lingkungan. Sehingga, memiliki daya saing dan berperan penting dalam pembangunan regional.
Kepala Bappeda Samarinda Sugeng Chairuddin mengungkapkan, karena tidak memilki sumber daya alam (SDA) yang mumpuni, Samarinda bertumpu pada sektor jasa dan industri. Sebab, tolok ukurnya adalah 95 persen dari total pendapatan domestik regional bruto (PDRB) dimaksimalkan di Samarinda.
“Banyak uang terbang ke luar daerah, seperti Jakarta. Di sini tidak, uang berputar di Samarinda,” jelasnya. Lantas jasa seperti apa yang dikembangkan? Sugeng tak bisa membeber. “Ya, kami kaji nanti,” jawabnya.
Pengamat ekonomi pembangunan dari Universitas Mulawarman (Unmul) Aji Ratna Kusumah yang hadir sebagai narasumber saat itu pun dibuat bertanya-tanya. Menurutnya, dalam RPJP yang disusun Bappeda tak dijelaskan langkah apa yang tempuh pemkot sehingga kota jasa tercapai. Padahal, RPJP adalah pedoman bagi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam menyusun rencana kerja dan rencana strategis sehingga misi kota jasa tercapai.
“Saya sarankan, kalau mau jadi kota jasa dan industri, harus fokus jasa apa dan industri apa. Supaya, SKPD fokus,” ujarnya. SKPD terkait selanjutnya akan menafsirkannya dalam bentuk rencana pembangunan jangka menengah (RPJM).
Selanjutnya, SKPD melakukan eksekusi berdasarkan rencana kerja dan rencana strategis. “Dengan cara seperti itu, program cepat terwujud karena terfokus. Sekarang muncul pertanyaan di SKPD, industri mana yang mau dituangkan? Lima tahun bekerja enggak jelas apa industrinya,” tuturnya. Kondisi tersebut, terang dia tidak jelas bentuk industri dan jasa apa yang dikembangkan. [] KP