8 Orang Tewas Ditusuk di SMK China, Mantan Siswa Yang Gagal Lulus Jadi Tersangka
JAKARTA – Serangan penusukan di sekolah kejuruan terjadi di China. Ini menjadi kejadian fatal kedua setelah sebelumnya, penabrakan massal terjadi di Zhuhai, China Selatan, awal pekan lalu.
Mengutip Reuters, kejadian ini terjadi Sabtu waktu setempat di Sekolah Kejuruan Seni dan Teknologi Wuxi (Wuxi Vocational College) di Yixing, bagian dari kota Wuxi di provinsi timur Jiangsu.
Tersangka merupakan seorang pria 21 tahun, ditangkap di tempat kejadian, merupakan mantan siswa sekolah tersebut.
“Menurut penyelidikan awal, tersangka … menyerang orang lain setelah tidak lulus ujian dan tidak menerima sertifikat kelulusannya, serta tidak puas dengan kompensasi magangnya,” kata Biro Keamanan Publik Yixing dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (18/11/2024).
Secara rinci, saksi mata mengatakan sempat melihat para siswa berlarian dengan membawa koper mereka. Tersangka disebut datang kala kelas masih berlangsung.
“Mereka baru berusia 18, 19 tahun. Sungguh disayangkan dan menyedihkan,” kata seorang pria yang datang untuk meletakkan karangan bunga krisan di dekat salah satu gerbang sekolah, dengan nama belakangnya Duan.
“Kita benar-benar harus memberikan bimbingan psikologis yang lebih baik kepada kaum muda,” tambahnya.
Sementara itu seorang profesor Universitas Fudan, mengatakan kasus-kasus balas dendam tanpa pandang bulu terhadap masyarakat di China kini mulai terjadi.
Ciri umumnya sama, di mana tersangka merasa kurang beruntung dan memiliki masalah kesehatan mental, di mana mereka percaya telah diperlakukan tidak adil dan tak memiliki cara untuk didengar.
“Penting untuk membangun jaring pengaman sosial dan mekanisme konseling psikologis,” kata Qu memosting di platform media sosial China, Weibo.
“Tetapi untuk meminimalkan kasus-kasus seperti itu, cara yang paling efektif adalah membuka saluran publik yang dapat memantau dan mengungkap penggunaan kekuasaan,” tambahnya.
Wuxi Vocational College di China merupakan sekolah untuk mempersiapkan siswa guna bekerja di berbagai industri termasuk manufaktur kawat dan kabel, desain interior, pemasaran, dan bidang lainnya.
Perguruan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengarahkan lebih banyak anak muda ke pelatihan khusus pekerjaan, bukan ke universitas yang kelebihan peminat karena pengangguran kaum muda yang meningkat. []
Nur Quratul Nabila A