Sudah 6 Bulan, Harga Rumput Laut Terjun Bebas
NUNUKAN – Enam bulan belakangan ini, harga rumput laut di Kabupaten Nunukan tak juga membaik. Padahal, menurut para petani, kualitas rumput laut yang mereka hasilkan tidak berbeda pada saat harga rumput laut kering mencapai Rp16.000- Rp 17.000 per kilogram.
Anggota DPRD Kabupaten Nunukan Muhammad Nasir mengatakan, harga rumput laut kering terus turun hingga menyentuh angka Rp 6.500 per kilogram, saat ini. Padahal di Tarakan, rumput laut masih dijual seharga Rp 9.500 per kilogram.
Dari aspirasi yang diterimanya, Nasir mengatakan, penurunan harga rumput laut ini berimbas pula pada upah pengikat benih. Jika sebelumnya mereka bisa menerima upah antara Rp 10.000 – Rp. 12.000 per bentang tali, kini mereka hanya menerima setengah dari itu.
“Kami baru menggelar rapat mencari solusi yang diperlukan untuk masalah harga komoditi andalan masyarakat Nunukan ini,” kata Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan ini.
Pada rapat internal Komisi II DPRD Kabupaten Nunukan, dianjurkan agar setiap pengusaha mendapatkan izin dari Pemerintah Kabupaten Nunukan untuk membeli rumput laut.
“Ini ditujukan agar pedagang tidak bisa memanipulasi harga, sehingga bila ada pedagang yang kedapatan memainkan harga sanksinya adalah pencabutan izin,” ujarnya.
Selain itu, DPRD merekomendasikan digelar rapat koordinasi setiap bulan yang melibatkan pengusaha dan Dinas Kelautan dan Perikanan, untuk membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi di lapangan termasuk masalah harga.
DPRD juga berharap adanya kesepakatan standar mutu. Karena itu, pedagang harus memahami kebutuhan pasar dan menjamin kualitas barang yang dimiliknya.
“Harus ada kesepakatan standar mutu, jadi pedagang itu harus menjelaskan kepada masyarakat mutu seperti apa yang mereka mau? Sehingga ada kesepakatan dan itu harus disosialisasikan agar masyarakat tahu,” katanya.
Soal jaminan kualitas barang dimaksud, bukan hanya menyangkut bibit saja yang memerlukan kesepakatan. Tetapi hal-hal lainnya seperti ukuran kekeringan perlu mendapatkan standar penilaian, yang harus diketahui para petani.
“Dengan adanya kesepakatan-kesepakatan begini masyarakat pasti akan mengikuti arahan yang telah diatur dan bisa mencegah permainan harga oleh para pedagang rumput laut,” ujarnya.
Dari aspirasi yang didengarkan Nasir, masyarakat menilai turunnya harga rumput laut selama ini disebabkan permainan harga yang dilakukan para pedagang. Sebaliknya, pedagang berpendapat kualitas rumput laut, mempengaruhi harga di pasaran.
”Kita tanyakan kepada pembudidaya, kalau masalah kualitas mereka jawab sama dengan sebelum-sebelumnya. Ini yang kita mau panggil Diskanla,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera ini. [] TBK