Gempa Magnitudo 7,3 Guncang Vanuatu, 14 Orang Tewas dan Ratusan Terluka
JAKARTA – Gempa besar mengguncang negara Pasifik, Vanuatu, Selasa. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (AS), gempa dengan magnitudo 7,3 itu terjadi pada kedalaman 57 kilometer (km) sekitar 30 km dari pantai Efate, pulau utama Vanuatu, pada pukul 12:47 siang waktu setempat.
Gempa susulan juga terjadi beberapa menit setelahnya dengan magnitudo 5,5. Ini pun diikuti serangkaian gempa kecil lain.
Mengutip badan bencana Pasifik, gempa menyebabkan tsunami dengan gelombang setinggi satu meter di sepanjang beberapa garis pantai Vanuatu. Gelombang tsunami kurang dari 30 sentimeter (cm) juga terjadi di sejumlah negara tetangganya. Termasuk Fiji, Kiribati, Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, dan Tuvalu.
Berikut fakta-faktanya, dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (18/12/2024).
Bencana alam itu menghancurkan ibu kota Port Vila. Gedung-gedung termasuk yang digunakan oleh kedutaan asing hancur, di mana korban tewas dilaporkan terlihat di jalan-jalan.
Lantai dasar blok beton empat lantai di Port Vila- yang digunakan oleh misi diplomatik AS, Prancis, Inggris, Australia, dan Selandia Baru- rata dengan tanah, sebagaimana dilaporkan foto-foto AFP.
Amerika Serikat menutup kedutaannya hingga pemberitahuan lebih lanjut sementara Prancis sendiri mengatakan misinya “hancur”.
“Ada orang-orang di dalam gedung-gedung di kota itu. Ada mayat-mayat di sana ketika kami berjalan melewatinya,” kata warga Michael Thompson kepada AFP melalui telepon satelit setelah mengunggah gambar-gambar kerusakan di media sosial, dikutip Rabu.
“Longsor di satu jalan telah menutupi sebuah bus … jadi jelas ada beberapa kematian di sana,” tambahnya.
“Selain menghancurkan lantai dasar gedung diplomatik, gempa juga merobohkan sedikitnya dua jembatan dan merobohkan gedung-gedung lainnya,” kata Thompson lagi.
Rumah sakit di Port Vila juga telah rusak, dengan tenda-tenda didirikan di luar untuk menampung pasien yang datang. Ada pula gangguan signifikan pada telekomunikasi dan dua waduk air utama telah rusak.
“Upaya tanggap darurat sedang berlangsung sementara mitra kemanusiaan dan otoritas berupaya mengatasi tantangan akses dan komunikasi,” tegasnya
Di sisi lain kota, tanah longsor juga terjadi mengakibatkan berton-ton tanah dan batu besar berjatuhan menuruni bukit curam di atas terminal pengiriman internasional. Bangunan pelabuhan di negeri itu juga ruak parah.
“Pemerintah Vanuatu telah melaporkan 14 korban tewas dan 200 orang terluka yang dirawat di rumah sakit utama ibu kota,” kata kepala Palang Merah di Pasifik, Katie Greenwood.
Sementara itu, maskapai penerbangan Australia dan regional lainnya termasuk Qantas, Jetstar, Virgin Australia, dan Fiji Airways mengalihkan atau menangguhkan penerbangan.
Beberapa mengutip laporan tentang kemungkinan kerusakan pada fasilitas dan landasan pacu.
Pemerintah RI melalui Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri RI, Hartyo Harkomoyo, menyebutkan terus mencoba menjangkau WNI yang ada di pulau itu melalui diaspora serta pejabat Vanuatu. Namun memang ada kesulitan yang dialami lantaran akses komunikasi terputus.
“Namun, kontak-kontak tersebut belum dapat dihubungi. Terdapat informasi dari otoritas Vanuatu, yang sedang berada di Sydney, bahwa jaringan telekomunikasi di Port Vila lumpuh saat ini,” ujarnya dalam keterangan kepada CNBC Indonesia.
Data mencatat ada 48 WNI di Vanuatu. Mereka terdiri dari 47 ABK dan satu WNI yang menikah dengan WNA. []
Nur Quratul Nabila A