Roman Nazarenco, Pengendali Hydra Indonesia, Ditangkap Setelah 109 Hari Buron
JAKARTA – Pelarian Roman Nazarenco, buronan pengendali laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) dan ladang ganja hidroponik di Bali akhirnya berhenti. Warga negara Ukraina itu akhirnya ditangkap Bareskrim Polri setelah kabur ke Bangkok, Thailand selama 109 hari.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menuturkan, Roman ditangkap di Bangkok, Thailand, pada Kamis (19/12/2024). Penangkapan dilakukan saat Roman hendak pergi ke Dubai dari Thailand.
“Kita ketahui bahwa Roman atau RN ini adalah sebagai pengendali. Dia mengendalikan. Dia lari dari bulan Mei selama 109 hari dia berada di Thailand. Begitu dia akan berangkat dari Thailand menuju ke Dubai, Alhamdulillah bisa diamankan oleh Imigrasi,” ujar Mukti di Bandara Soekarno Hatta, Minggu (22/12/2024).
Mukti melanjutkan, Roman akan langsung dibawa ke Bareskrim Polri untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Ia dijerat dengan Pasal 114 Subsider Pasal 112 Subsider Pasal 127 UU Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati.
Diberitakan sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menangkap tiga pelaku dalam penggerebekan laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) dan ladang ganja hidroponik di Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali, Kamis (2/5/2024).
Mereka ialah warga negara Ukraina berinisial IV, 31, dan MV 31, yang berperan sebagai pemilik dan peracik. Serta seorang pria asal rusia berinisial, KK, sebagai pengedar.
Beberapa barang bukti diamankan, diantaranya 18 Kg Hasis padat kemasan sebanyak 180 batang. 12,9 Kg Hasis padat dalam kemasan 253 batang. 35. 710 butir Pil Happy Five. 765 buah Cartridge berisi Hasis cair. Ada juga bahan mentahan. 6000 Cartridge kosong belum jadi. 270 Kg bahan baku Hasis bubuk. Jika diproduksi mendapat Hasis padat 2.700 batang.
Kemudian, 107 Kg bahan Happy Five, 12 liter minyak ganja, 7 Kg bubuk ganja yang digunakan sebagai campuran pembuat Hadi. Lalu lima batang Ganja kurang lebih 10 Kg sebagai campuran Hasis.
Kelompok ini menamakan dirinya sebagai Hydra Indonesia. Narkoba hasil produksi dipasarkan melalui aplikasi Telegram. Sementara pembayarannya menggunakan mata uang kripto. []
Nur Quratul Nabila A