Perang Saudara di Myanmar Memanas: Roket Serang Wakil Kepala Junta Militer di Loikaw
MYANMAR – Perang saudara di negara tetangga RI, Myanmar, makin menggila. Pekan ini, ledakan dahsyat dilaporkan menyasar jenderal, wakil kepala junta militer, di kota timur Loikaw.
Kejadian berlangsung 14 Januari lalu saat pejuang pro demokrasi Myanmar, milisi Brave Warriors for Myanmar (BWM) meluncurkan rentetan roket ke fasilitas junta ketika wakil dewan militer yang berkuasa sedang berkunjung. Namun tak dikonfirmasi apakah ada korban jiwa termasuk kerusakan.
“Menembakkan lima roket 107 mm ke Balai Negara di Loikaw, ibu kota negara bagian Kayah, dan dua roket ke markas komando militer regional di kota itu saat wakil junta Letnan Jenderal Soe Win berkunjung untuk merayakan Hari Negara Bagian Kayah pada hari Rabu,” tulis Radio Free Asia (RFA), mengutip seorang pejabat BWM, dikutip Jumat (17/1/2025).
“Kami ingin memastikan bahwa bahkan wakil pemimpin dewan junta khawatir tentang keselamatannya, itu sebabnya kami harus menyerang,” tambah laporan itu masih mengutip sumber yang sama.
BWM tak sendiri. Dikatakan bahwa dua kelompok pro demokrasi lain juga membantu mengumpulkan informasi untuk serangan itu, yakni Pasukan Pertahanan Sipil Mountain Knight dan Pasukan Pembebasan Rakyat Anti-Kudeta.
Seorang penduduk Loikaw mengatakan bahwa ia mendengar ledakan keras dan suara tembakan di malam hari. Sementara beberapa saluran pro-junta di layanan pesan Telegram mengatakan roket telah meledak di bandara Loikaw.
Ini bukan pertama kalinya Letnan Jenderal Soe Win berada di sekitar lokasi serangan pemberontak. Pada tanggal 8 April 2024, para pejuang anti-junta menggunakan pesawat nirawak untuk menyerang markas besar Militer Daerah Tenggara di kota Mawlamyine ketika ia sedang berkunjung.
Ada spekulasi pada saat itu bahwa ia telah terluka dalam serangan itu. Pasalnya, ia tidak terlihat di depan umum selama sekitar satu bulan setelahnya, yang memicu rumor bahwa ia telah terluka.
Media yang dikendalikan militer pada hari Rabu tidak menyebutkan adanya serangan roket di Loikaw. Tetapi surat kabar memuat pernyataan kepala junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, di mana ia menyerukan agar orang-orang menolak oposisi bersenjata dan menyalahkan para pendukung demokrasi dan negara-negara asing atas “tindakan teror”.
“Ketidakstabilan dan tindakan teror yang terjadi di dalam negeri saat ini adalah hasil dari orang-orang yang mengaku mempromosikan demokrasi, tetapi sebaliknya, mereka telah menggunakan kecurangan pemilu untuk merebut kekuasaan negara secara tidak sah,” katanya, yang tampaknya merujuk pada partai mantan pemimpin Myanmar dan penerima Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, pemenang pemilu pada tahun 2015 dan 2020 namun kini dipenjara junta.
“Daripada menyelesaikan masalah melalui metode demokrasi yang sah, mereka telah memilih pendekatan terorisme bersenjata,” katanya. []
Nur Quratul Nabila A