Banjir Sragen Rendam 243 Rumah, Paksa Ratusan Warga Mengungsi
SRAGEN – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sragen pada Senin (20/1/2025) sore hingga Selasa (21/1/2025) dini hari mengakibatkan banjir yang merendam ratusan rumah warga di beberapa kecamatan.
Banjir yang terjadi akibat luapan sungai ini menyebabkan sejumlah warga terpaksa mengungsi.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, banjir terparah terjadi di Kecamatan Sukodono, Tanon, Sambungmacan, Sidoharjo, Sragen, dan Jenar.
Total ada sekitar 243 rumah yang terendam, dua masjid terdampak, dan lebih dari 10 hektare sawah tergenang.
“Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dengan durasi yang lama menyebabkan sungai meluap dan mengakibatkan banjir di beberapa wilayah,” ujar Kasi Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Sragen Giyanto sebagaimana dilansir Radar Solo.
Dia menyampaikan ratusan warga terpaksa mengungsi. Banjir ini menyebabkan sekitar 309 kepala keluarga (KK) atau setara dengan 946 jiwa terdampak.
“Sebanyak 127 KK atau 311 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau tempat yang lebih aman. Warga yang mengungsi sebagian besar berasal dari Kecamatan Sukodono dan Tanon. Mereka mengungsi karena rumah mereka terendam cukup tinggi,” tambah Giyanto.
Sejumlah upaya penanganan telah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sragen bersama instansi terkait, relawan, dan masyarakat.
Tim gabungan melakukan evakuasi warga, menyalurkan bantuan logistik, dan membersihkan lingkungan yang terdampak banjir.
“Kami telah mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk membantu warga terdampak. Selain itu, kami juga terus memantau perkembangan situasi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat,” kata Giyanto.
BPBD Kabupaten Sragen mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
Warga di daerah rawan bencana dihimbau untuk selalu siap siaga dan mengikuti arahan dari petugas.
“Kami berharap masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Jangan ragu untuk segera melaporkan jika terjadi bencana di lingkungan sekitar,” pungkas Giyanto. []
Nur Quratul Nabila A