Banjir dan Longsor di 15 Daerah Jateng: 19 Tewas, Ribuan Orang Mengungsi
SEMARANG – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Jawa Tengah (Jateng) sejak Selasa (21/1/2025) pagi menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di 15 daerah. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng), hingga pukul 19.00 WIB, bencana hidrometeorologi ini mengakibatkan 19 orang meninggal dunia, 14 luka-luka, dan 1.553 jiwa mengungsi.
Daerah terdampak meliputi Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Pemalang, Kendal, Kota Semarang, Kota Surakarta, Sukoharjo, Batang, Demak, Grobogan, Sragen, Banjarnegara, Pekalongan, dan Jepara. Namun, kondisi di Kota Semarang dilaporkan sudah terkendali tanpa ada bencana susulan.
Kabupaten Pekalongan mencatat dampak terparah dengan 17 korban meninggal dunia. Selain itu, sebanyak 54 rumah rusak, 9.179 rumah terendam banjir, 717 hektar lahan, dan 77 fasilitas umum terdampak bencana.
“Kami fokus pada penanganan warga terdampak. Asesmen masih berlangsung di beberapa lokasi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Jateng, Bergas Catursasi, kepada Espos, Selasa malam.
BPBD Jateng bersama dinas terkait terus melakukan evakuasi korban, menyediakan tempat pengungsian, serta menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan di 14 kabupaten/kota terdampak. Koordinasi juga dilakukan dengan Dinas PU Sumber Daya Air, Penataan Ruang, serta Bina Marga dan Cipta Karya untuk penanganan teknis di lokasi bencana.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan rapat koordinasi Siaga Darurat Bencana sejak satu bulan lalu. Untuk mengurangi curah hujan, Pemprov Jateng bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
“TMC sudah dilakukan 10 kali di Jawa Tengah untuk memecah awan hujan,” jelas Nana.
BPBD Jateng juga berupaya memitigasi potensi bencana susulan untuk meminimalisasi korban jiwa. Meski begitu, estimasi kerugian akibat bencana ini belum dapat dipastikan. []
Nur Quratul Nabila A