Gelombang Demonstrasi Besar di Jerman, 160.000 Orang Tolak Kerja Sama CDU dengan Sayap Kanan

BERLIN – Gelombang demonstrasi besar melanda Jerman pada Minggu (2/2/2025), dengan lebih dari 160.000 orang turun ke jalan menentang langkah Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) yang diduga menjalin kerja sama dengan kelompok sayap kanan menjelang pemilihan legislatif bulan ini.

Keputusan CDU, yang merupakan partai oposisi utama, untuk mencari dukungan dari Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) guna meloloskan kebijakan antiimigrasi, dinilai sebagai pelanggaran terhadap prinsip politik yang berlaku sejak Perang Dunia II. Sejak saat itu, partai-partai besar di Jerman berkomitmen untuk tidak bekerja sama dengan kelompok sayap kanan dalam pemerintahan nasional.

Mengutip laporan Agence France-Presse (AFP), aksi unjuk rasa dimulai di luar gedung parlemen Jerman, Bundestag. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti “Malu pada kalian, CDU!” sebagai bentuk protes terhadap langkah partai konservatif tersebut.

“Kami ingin menciptakan kegaduhan sebesar mungkin untuk mengingatkan partai-partai yang menyebut dirinya demokratis agar tetap melindungi demokrasi,” ujar Anna Schwarz, salah satu peserta aksi berusia 34 tahun.

Protes serupa juga terjadi di berbagai kota besar, termasuk Hamburg, Leipzig, Cologne, dan Stuttgart. Berdasarkan data penyiar publik ARD, total lebih dari 220.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi di seluruh Jerman.

Pekan lalu, CDU dan AfD secara bersama-sama mengeluarkan resolusi tidak mengikat di parlemen yang bertujuan membatasi masuknya imigran tanpa dokumen, termasuk pencari suaka. Meski pada Jumat (31/1/2025) mereka gagal meloloskan undang-undang kontroversial terkait pembatasan imigrasi, kedekatan antara kedua partai terlihat jelas.

Ketika perwakilan CDU berbicara, anggota AfD bertepuk tangan, dan sebaliknya. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa CDU mulai membuka ruang kerja sama dengan kelompok yang selama ini dianggap sebagai ancaman bagi demokrasi Jerman.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang berasal dari koalisi kiri-tengah, menanggapi gelombang protes ini dengan menegaskan bahwa rakyat Jerman telah menyampaikan pesan kuat: “Jangan pernah bersama sayap kanan.”

Kelompok ekstrem kanan memiliki sejarah kelam dalam politik Jerman, terutama dengan naiknya Partai Nazi yang berujung pada tragedi Holocaust. Oleh karena itu, kerja sama politik dengan partai sayap kanan seperti AfD dianggap berisiko mengancam nilai-nilai demokrasi yang telah dijaga selama puluhan tahun.

Demonstrasi ini menjadi bukti bahwa masyarakat Jerman masih waspada terhadap kemungkinan bangkitnya kembali kekuatan politik ekstrem yang dapat mengubah arah kebijakan negara. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *