Siswa SMKN 2 Solo Gelar Demonstrasi, Protes Kegagalan Pendaftaran SNBP
SOLO – Ratusan siswa SMKN 2 Solo menggelar aksi demonstrasi di halaman sekolah pada Senin (3/2/2025). Mereka memprotes kegagalan pihak sekolah dalam menyelesaikan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang menyebabkan mereka tidak bisa mendaftar dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Dalam aksi tersebut, para siswa membawa spanduk bertuliskan “Guru Lalai Kami Terbengkalai,” “Kami Berhak SNBP,” dan “Jaga Nama Baik Sekolahmu??”. Sejumlah orang tua dan wali siswa turut hadir untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pihak sekolah.
Salah satu wali murid, Nayla, mengungkapkan bahwa kelalaian pihak sekolah dalam proses registrasi PDSS menjadi penyebab utama siswa gagal mengikuti SNBP.
“Dari tanggal 6 sampai 31 Januari itu waktunya registrasi, tapi ternyata tidak dilakukan. Alasannya karena anak-anak tidak registrasi, padahal yang seharusnya mendaftarkan adalah sekolah,” ujar Nayla.
Menurutnya, proses registrasi sempat dilakukan pada 30 Januari, namun tidak selesai hingga batas akhir pada 31 Januari. Meskipun diberikan perpanjangan waktu, registrasi tetap gagal diselesaikan dengan alasan kendala jaringan. Akibatnya, seluruh siswa SMKN 2 Solo tidak bisa mengikuti SNBP.
Aura, salah satu siswa kelas XII, juga menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai bahwa bimbingan belajar untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang ditawarkan sekolah sebagai solusi tidak sepadan dengan kehilangan kesempatan SNBP.
“Belajar UTBK itu butuh waktu lama. Saya yang sudah belajar lama saja belum sepenuhnya siap, apalagi dengan waktu yang singkat ini,” ujarnya.
Menanggapi situasi ini, Pengawas Sekolah Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah, Pangarso Yuliatmoko, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk mencari solusi.
“Kami berupaya berkomunikasi langsung dengan pihak terkait. Kepala sekolah bahkan akan datang ke Jakarta untuk membawa permasalahan ini dengan harapan ada solusi bagi para siswa,” jelasnya.
Jika upaya ini tidak membuahkan hasil, Pangarso menyebutkan bahwa masih ada jalur alternatif, seperti perguruan tinggi keagamaan Islam negeri bagi yang berminat, atau mengikuti SNBT.
“Kami sadar bahwa secara teoritis, siswa SMA lebih diunggulkan dalam SNBT dibandingkan siswa SMK karena perbedaan fokus pendidikan. Oleh karena itu, kami mengusulkan agar sekolah memberikan pendampingan belajar secara intensif selama 2,5 bulan menjelang UTBK SNBT,” paparnya.
Sebagai langkah lanjutan, Kepala SMKN 2 Solo, Sugiyarso, bersama dua siswa, dua wali siswa, dan pihak Cabang Dinas Pendidikan akan berangkat ke Jakarta untuk mengajukan permohonan agar siswa SMKN 2 Solo tetap diberi kuota mengikuti SNBP.
Saat dikonfirmasi mengenai penyebab keterlambatan registrasi PDSS, Sugiyarso tidak memberikan jawaban dan langsung menuju ruang pertemuan untuk berdiskusi dengan wali murid. []
Nur Quratul Nabila A