Kapolres Bogor: 100 Orang Tewas Akibat Truk Tambang dan Jalan Rusak di Parung Panjang

BOGOR – Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengungkapkan bahwa sedikitnya 100 orang telah meninggal dunia akibat kecelakaan yang melibatkan truk tambang serta kondisi jalan yang rusak di wilayah Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Data tersebut ia peroleh selama hampir dua tahun menjabat sebagai Kapolres Bogor.
“Kelalaian pengemudi dan kondisi jalan yang rusak telah menyebabkan korban jiwa dalam jumlah yang sangat besar, lebih dari 100 orang,” ujar Rio dalam sebuah diskusi yang diunggah di akun resmi Instagram, Minggu (9/2/2025).
Rio menjelaskan bahwa kecelakaan di Parung Panjang umumnya disebabkan oleh muatan truk yang berlebihan, kondisi jalan yang tidak layak, serta minimnya penerangan jalan. Oleh karena itu, ia meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
Sejak dilantik sebagai Kapolres Bogor pada 17 Juli 2023, Rio terus mengupayakan langkah-langkah untuk menekan angka kecelakaan yang melibatkan truk tambang di wilayahnya.
Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, menyatakan komitmennya untuk membangun jalur khusus tambang serta memperbaiki jalan provinsi yang selama ini digunakan oleh truk tambang. Menurutnya, jalur provinsi dari Kecamatan Cigudeg hingga Kecamatan Parung Panjang akan diperbaiki sebagai langkah awal.
“Pada 2026, jalur khusus tambang akan mulai dibangun,” kata Dedi dalam pertemuan tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jawa Barat akan didorong untuk segera memperbaiki jalan provinsi sebelum jalur khusus tambang selesai dibangun. Proyek ini diperkirakan akan menelan anggaran sekitar Rp48 miliar.
Saat ini, berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 160 Tahun 2023, truk tambang hanya diperbolehkan beroperasi pada pukul 22.00 hingga 05.00 WIB. Namun, banyak warga mengeluhkan bahwa truk-truk tersebut sudah beroperasi sejak siang hari, menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Dedi menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin ada lagi korban jiwa akibat kelalaian dalam pengelolaan transportasi tambang.
“Tidak boleh ada lagi duka dan luka di Parung Panjang,” tegasnya. []
Nur Quratul Nabila A