1 Bocah Di Boyolali Meninggal Karena DBD, Dinkes Beri Peringatan ke Masyarakat

BOYOLALI – Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Boyolali pada awal tahun 2025. Berdasarkan data yang tercatat dari Januari hingga 8 Februari, terdapat 99 kasus DBD yang dilaporkan, dengan satu di antaranya berujung pada kematian seorang anak berusia 9 tahun di Kecamatan Cepogo.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus dimulai pada Januari 2025, dengan total 94 kasus yang tercatat, dan lima kasus baru yang ditemukan hingga awal Februari.

“Kami berharap kasus ini tidak meningkat lebih lanjut seperti yang terjadi pada tahun lalu. Namun, pada awal tahun ini, sudah ada satu kasus kematian, yaitu seorang anak di Kecamatan Cepogo,” ujar Puji, Minggu (9/2/2025).

Selain kasus kematian anak, Dinkes Boyolali juga sedang menyelidiki kematian seorang ibu hamil yang mengalami demam tinggi. Namun, hingga kini belum dapat dipastikan apakah kematian ibu hamil tersebut disebabkan oleh DBD atau faktor lain.

“Kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi. Karena pasien adalah ibu hamil dengan demam tinggi, belum bisa dipastikan apakah penyebabnya DBD atau bukan,” jelas Puji.

Puji juga menyoroti bahwa banyaknya kasus DBD di Boyolali disebabkan oleh keterlambatan diagnosis. Salah satu penyebab utama adalah kebiasaan pasien yang berpindah-pindah dokter dan tidak jujur mengenai riwayat penyakit yang dialami.

“Sering kali pasien datang ke dokter dan mengatakan bahwa demam baru terjadi pada hari pertama, kemudian ke dokter lain tetap mengaku demam pada hari pertama. Akibatnya, dokter memberikan terapi yang kurang tepat,” papar Puji.

Ia mengimbau agar masyarakat lebih jujur kepada dokter mengenai gejala yang dialami, termasuk sejak kapan demam muncul. Hal ini penting agar pasien mendapatkan diagnosis yang tepat. Puji menjelaskan bahwa pola demam pada DBD biasanya memiliki ciri khas seperti pelana kuda, yaitu turun pada hari kelima, tetapi dapat berujung pada perdarahan.

Faktor cuaca juga berperan dalam peningkatan kasus DBD. Hujan yang masih terjadi disertai dengan sinar matahari menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.

Puji mengingatkan masyarakat untuk lebih aktif dalam melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai upaya pencegahan.

“Fogging bukan solusi utama. PSN jauh lebih efektif untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD,” tegasnya.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang lebih masif, diharapkan kasus DBD di Boyolali dapat terkendali dan tidak menambah korban jiwa. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *