Eks Pejabat MA Akui Ada Permintaan Pembebasan Ronald Tannur di Tingkat Kasasi

JAKARTA – Mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, mengungkapkan bahwa Lisa Rachmat, pengacara Ronald Tannur, pernah memintanya untuk membantu pembebasan kliennya di tingkat kasasi.
Hal itu disampaikan Zarof saat memberikan kesaksian dalam persidangan terhadap tiga mantan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, yakni Erintuah Damanik, Mangapul, dan Heru Hanindyo, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2025).
Dalam kesaksiannya, Zarof mengungkapkan bahwa ia sering melihat Lisa berada di lingkungan MA saat masih bertugas sebagai Direktur Pranata dan Tata Laksana Perkara Pidana di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum MA. Namun, ia baru pertama kali berkomunikasi secara langsung dengan Lisa melalui sambungan telepon setelah pensiun dari MA.
“Waktu itu saya sering melihat dia di MA, tetapi tidak pernah berkomunikasi. Setelah saya pensiun, tiba-tiba dia menelepon saya. Saya sempat bertanya dari mana dia mendapatkan nomor saya, tetapi dia tidak mau mengungkapkannya,” ujar Zarof di hadapan majelis hakim.
Setelah komunikasi via telepon, Lisa kemudian meminta bertemu langsung dengan Zarof di kediamannya. Dalam pertemuan tersebut, Lisa mengaku memiliki urusan hukum di PN Surabaya. Namun, Zarof menegaskan bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa terkait perkara di PN.
Jaksa kemudian menanyakan apakah Lisa pernah membahas kasus Ronald Tannur. Zarof membenarkan bahwa percakapan mengenai perkara tersebut terjadi setelah kasus pembunuhan Ronald memasuki tahap kasasi di MA.
“Dia bilang, ‘Ini minta tolong dibantu karena dia tidak bersalah.’ Saya hanya menampung permintaannya dan mengatakan, ‘Nanti kalau sudah di MA, beri tahu saya,'” ungkap Zarof.
Lebih lanjut, Zarof mengakui bahwa Lisa meminta bantuannya dalam proses kasasi Ronald. Bahkan, Lisa melampirkan daftar nama hakim agung yang akan menangani kasus tersebut. Salah satu nama dalam daftar itu adalah Hakim Agung Soesilo, yang dikenal oleh Zarof.
“Dia mengirimkan daftar nama hakim melalui WhatsApp dan meminta bantuan saya. Saya mengenal Hakim Agung Soesilo dari daftar tersebut,” ujar Zarof.
Dalam perkara ini, Zarof didakwa melakukan pemufakatan jahat bersama Lisa Rachmat untuk memberikan atau menjanjikan uang sebesar Rp5 miliar kepada Ketua Majelis Kasasi MA, Hakim Agung Soesilo. Dugaan suap itu bertujuan untuk memengaruhi putusan kasasi agar membebaskan Ronald Tannur, sesuai dengan putusan PN Surabaya Nomor: 454/Pid.B/2024/PN.Sby tanggal 24 Juli 2024.
“Terdakwa Zarof Ricar dan Lisa Rachmat (dalam berkas terpisah) didakwa melakukan permufakatan jahat untuk memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim, yaitu uang sebesar Rp5 miliar melalui terdakwa kepada Hakim Soesilo selaku Ketua Majelis Hakim dalam perkara Gregorius Ronald Tannur di tingkat kasasi berdasarkan Penetapan Ketua MA RI Nomor: 1466/K/Pid/2024 tanggal 6 September 2024,” ujar jaksa dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025). []
Nur Quratul Nabila A