Marc Botenga Kecam Sikap Pejabat Polandia Terkait Krisis Gaza di Parlemen Eropa

JAKARTA – Anggota Parlemen Eropa (MEP) asal Belgia, Marc Botenga, meluapkan kemarahannya dalam sidang pleno Parlemen Eropa pada Kamis (14/3/2025). Ia mengecam keras sikap pejabat Polandia yang dinilai meremehkan krisis kemanusiaan di Gaza, meskipun Eropa sering mengklaim menjunjung tinggi hak asasi manusia universal.
Menurut laporan Anadolu, kemarahan Botenga dipicu oleh tindakan Menteri Urusan Eropa Polandia, Adam Szlapka, dan seorang koleganya yang tertangkap kamera bercanda dan tertawa saat pembahasan mengenai kondisi warga Palestina di Gaza pada Selasa (12/3/2025).
Tindakan tersebut dianggap sebagai penghinaan terhadap penderitaan masyarakat Gaza yang menghadapi krisis kemanusiaan akibat blokade dan serangan Israel.
“Ini menunjukkan betapa munafiknya Eropa ketika berbicara tentang ‘hak asasi manusia universal’,” ujar Botenga dalam pernyataannya.
Tak hanya menyampaikan kritik secara lisan, Botenga juga membagikan video di platform X yang memperlihatkan dirinya menegur Szlapka dalam sidang tersebut. Dalam video itu, ia dengan tegas meminta Szlapka untuk berhenti tertawa saat membahas situasi di Gaza.
“Ini bukan lelucon. Orang Palestina juga manusia. Kalian seharusnya merasa malu. Dan inilah yang menjadi wajah Uni Eropa saat ini: ketidakpedulian terhadap penderitaan rakyat Palestina,” tegasnya.
Botenga juga menyoroti perdebatan di Parlemen Eropa yang menurutnya tidak menyentuh akar permasalahan di Gaza. Ia menuding Israel telah menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan pasokan listrik, yang membuat warga Palestina semakin menderita.
“Mengapa situasi ini semakin buruk? Karena Israel memblokade semua bantuan kemanusiaan. Tidak ada makanan, tidak ada listrik, dan rakyat Palestina tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Botenga menegaskan bahwa keterlibatan Eropa dalam konflik ini harus segera diakhiri. Ia mendesak agar Uni Eropa mengambil tindakan nyata untuk menghentikan penderitaan rakyat Gaza.
“Eropa harus berhenti mendukung kebijakan yang mengorbankan kehidupan rakyat Palestina. Saya berjanji akan terus memperjuangkannya,” tambahnya.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 48.500 orang, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Gencatan senjata sempat diberlakukan pada awal 2024, namun hingga kini situasi di wilayah tersebut masih jauh dari kata aman dan kondusif. []
Nur Quratul Nabila A