Tony Blinken Bilang, AS Bantai 10 Ribu Pasukan ISIS
PRANCIS – Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Tony Blinken mengatakan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah membunuh lebih dari 10.000 anggota Islamic State of Iraq – Syiria (ISIS) sejak resmi menggelar kampanye melawan kelompok ekstrem itu sembilan bulan yang lalu.
Pernyataan Blinken datang dalam sebuah wawancara kepada radio France Inter usai jumpa pers di Paris, Perancis, pada Selasa, 2 Juni lalu, saat negara Barat dan Timur Tengah yang tergabung dalam koalisi melawan ISIS bertemu.
“Memang, ketika Anda bertindak melawan kekuatan seperti Daesh, yang merupakan kekuatan teroris dengan ideologi totaliter, dan yang tidak takut mati, kami mencatat kerugian sangat besar untuk Daesh. Lebih dari 10.000 sejak kampanye ini dimulai. Dan ini akhirnya akan memiliki efek,” ujar Blinken.
Sekadar informasi, Daesh merupakan nama lain untuk ISIS yang digunakan oleh sekutu Eropa dan Arab.
Dalam pertemuan Selasa lalu, kelompok koalisi ini mendukung rencana Irak yang mau merebut kembali wilayahnya setelah Perdana Menteri Irak Haidar Abadi mengeluarkan pernyataan bahwa koalisi internasional ini tidak berbuat cukup dalam membantu Baghdad mengatasi ISIS.
Pada 17 Mei, ISIS berhasil merebut Ramadi dari tangan tentara Irak yang tidak disipilin dan kehilangan semangat. Kota itu hanya 90 kilometer dari Baghdad dan merupakan provinsi Anbar yang mayoritas penduduknya adalah kelompok Sunni.
Blinken membantah anggapan bahwa strategi koalisi internasional melawan ISIS telah gagal.
“Bahkan, apa yang kita lihat, dan apa yang kita lihat hari ini, adalah telah mengalami kemajuan penting namun fakta juga bahwa Daesh masih sangat tangguh dan mampu mengambil inisiatif,” katanya.
Selain membunuh pasukan ISIS, Amerika Serikat juga mengklaim telah banyak menghancurkan peralatan milter ISIS.
Dalam deklarasi bersama, negara anggota koalisi bersama menyatakan bakal memberi dukungan militer melalui penyediaan peralatan, pelatihan dan serangan udara, serta menekankan pentingnya reformasi dan rekonsiliasi dengan pemerintah Irak untuk mengatasi pertikaian sektarian. [] CI