Fachri Albar Kembali Tersandung Narkoba, Masa Depan “Pengabdi Setan: Origin” Terancam

JAKARTA — Dunia perfilman Indonesia kembali diguncang dengan kabar penangkapan aktor senior Fachri Albar atas dugaan penyalahgunaan narkoba, Minggu malam (20/4/2025), di kediamannya di kawasan Cirendeu, Tangerang Selatan.
Kasus ini menjadi pukulan berat tidak hanya bagi karier pribadi sang aktor, tetapi juga bagi industri film Tanah Air.
Fachri diketahui tengah terlibat dalam proyek film horor yang sangat dinantikan, Pengabdi Setan: Origin, arahan sutradara ternama Joko Anwar.
Kehadiran Fachri dalam waralaba ini bukan hal baru; ia merupakan salah satu aktor kunci sejak film Pengabdi Setan pertama (2017) hingga sekuelnya yang rilis pada 2022. Keterlibatannya dalam Origin disebut sebagai salah satu kekuatan utama proyek tersebut.
Namun, penangkapan ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana kelanjutan proses produksi? Hingga kini, pihak rumah produksi belum memberikan pernyataan resmi mengenai status syuting atau jadwal rilis film tersebut.
Pengamat perfilman nasional menilai kasus ini dapat berdampak langsung pada ekosistem produksi.
“Ketika seorang aktor utama terlibat masalah hukum, maka seluruh elemen produksi bisa terganggu — dari jadwal, kontrak, hingga distribusi,” ujar produser dan pengamat film, R. Aditya.
Ini bukan kali pertama Fachri berurusan dengan hukum terkait narkotika. Ia sempat menjalani rehabilitasi usai ditangkap pada 2018 dalam kasus serupa.
Meskipun ia sempat kembali bangkit lewat peran-peran penting, termasuk dalam Joko Anwar’s Nightmares and Daydreams, kasus teranyar ini kembali menodai citranya di mata publik.
Sebagai figur publik yang berasal dari keluarga seniman — putra musisi Ahmad Albar dan aktris Rini S. Bono — serta suami dari Renata Kusmanto, Fachri dinilai memiliki tanggung jawab moral lebih besar.
Selain Pengabdi Setan: Origin, ia juga dijadwalkan tampil dalam film Love Therapy tahun ini. Namun, masa depan proyek tersebut kini juga berada dalam bayang-bayang ketidakpastian.
Pihak kepolisian menyebut masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait barang bukti yang ditemukan di lokasi.
Sementara itu, warganet dan pecinta film menyerukan agar proses hukum berjalan adil, namun tetap mempertimbangkan dampaknya terhadap karya seni yang melibatkan banyak pihak. []
Nur Quratul Nabila A