Tanah Bergerak di Brebes Meluas ke Empat Pedukuhan, Ratusan Warga Mengungsi

BREBES — Bencana tanah bergerak yang melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terus meluas hingga mencakup empat pedukuhan.
Peristiwa yang pertama kali terjadi pada Kamis (17/4/2025) itu kini telah menyebabkan kerusakan terhadap sedikitnya 114 rumah dan memaksa 502 jiwa mengungsi.
Kepala Desa Mendala, Muhamad Basori, mengungkapkan bahwa pergerakan tanah terbaru terdeteksi di Dukuh Ares. Sebanyak 15 rumah milik warga mengalami retakan serius pada struktur bangunan, dan 63 jiwa harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
“Awalnya Dukuh Ares tidak terdampak. Namun, kemarin kami temukan ada 15 rumah yang mulai retak. Meski sebagian baru retakan kecil, ini mengkhawatirkan,” kata Basori kepada wartawan, Kamis (24/4/2025).
Sebelumnya, tiga pedukuhan lain yakni Karanganyar, Babakan, dan Cupang Bungur, serta sebagian wilayah Krajan telah terdampak terlebih dahulu. Seiring berlanjutnya hujan deras yang mengguyur kawasan pegunungan Sirampog, retakan tanah terus meluas dan mengancam permukiman warga.
“Tanah masih terus bergerak, apalagi curah hujan masih tinggi. Kami imbau warga tetap waspada dan segera melapor ke posko bila terjadi kerusakan baru,” tutur Basori.
Data terakhir menunjukkan total 505 jiwa terdampak, dengan mayoritas mengungsi ke posko darurat di Gunungpoh dan ke rumah sanak saudara. BPBD Brebes bersama TNI, Polri, pemerintah daerah, serta relawan masih berjibaku dalam proses evakuasi, pendirian posko, dan distribusi logistik.
Meski upaya terus dilakukan, kondisi cuaca yang tidak menentu serta keterbatasan sarana menjadi tantangan utama dalam penanganan bencana ini. Basori pun mengungkapkan harapannya agar bantuan dari berbagai pihak dapat segera datang.
“Kami sangat berharap uluran tangan dari pihak luar. Kondisi di lapangan semakin rawan, sementara kebutuhan pengungsi terus bertambah,” ujarnya.
Sebelumnya, Kompas.com juga melaporkan bahwa lahan relokasi tengah disiapkan oleh pemerintah daerah untuk menampung korban yang rumahnya mengalami kerusakan berat atau berada di zona merah pergerakan tanah.
Hingga berita ini diturunkan, pemantauan terhadap titik-titik retakan dan pengawasan curah hujan masih dilakukan intensif untuk mencegah korban jiwa akibat bencana susulan. []
Nur Quratul Nabila A