Produksi Perikanan Budidaya di Lamongan Baru Capai 15 Ribu Ton pada Triwulan Pertama

LAMONGAN — Realisasi produksi perikanan budidaya di Kabupaten Lamongan pada triwulan pertama tahun ini masih tergolong rendah. Hingga akhir Maret 2025, produksi baru mencapai 15.393,62 ton atau sekitar 19,53 persen dari target tahunan sebesar 78.814,44 ton.
Berdasarkan rincian Dinas Perikanan Lamongan, pada Januari tercatat produksi sebanyak 5.120,46 ton, Februari sebanyak 4.578,62 ton, dan Maret sekitar 5.694,54 ton.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Lamongan, Hendro Setyo Budi, mengungkapkan bahwa realisasi produksi perikanan laut pada triwulan pertama juga baru mencapai 19,53 persen. Meski demikian, pihaknya tetap optimistis target tahunan akan terpenuhi.
“Insya Allah, kami optimistis target akan tercapai. Mudah-mudahan tidak terpengaruh oleh masalah penjualan global,” ujar Hendro, Senin (28/4/2025).
Menurut dia, apabila terjadi penurunan harga ikan secara signifikan di pasar global, maka produksi perikanan budidaya dan tangkap berpotensi terdampak.
“Mudah-mudahan tahun ini tidak ada pengaruh,” imbuhnya.
Hendro membandingkan capaian produksi triwulan pertama tahun ini dengan tahun lalu, di mana produksi pada periode yang sama lebih tinggi.
“Karena waktu itu triwulan pertama bertepatan dengan momentum menjelang Lebaran, sehingga aktivitas nelayan lebih tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wilayah Paciran dan Brondong, Rustam, menyebutkan bahwa nelayan di wilayahnya baru kembali melaut setelah libur panjang Lebaran. Ia bersyukur mulai Jumat (18/4/2025) lalu, aktivitas bongkar muatan di TPI Brondong mulai ramai.
“Saat ini ada sekitar 20 sampai 23 kapal per hari yang bongkar ikan di TPI Brondong,” kata Rustam.
Jenis ikan yang ditangkap beragam. Untuk nelayan di Kranji, mayoritas menangkap ikan tongkol. Sementara itu, nelayan di TPI kecil lebih banyak menangkap ikan dasar seperti rajungan.
Adapun nelayan harian yang menggunakan alat tangkap jaring biasanya membawa hasil tangkapan ikan bernilai ekonomis seperti kakap merah dan kerapu.
“Saat ini juga banyak tangkapan ikan bahan surimi, seperti ikan golok merah, yang digunakan untuk bahan tepung dan pakan ikan,” tambah Rustam.
Dengan meningkatnya jumlah kapal yang melaut pasca-Lebaran, diharapkan produksi perikanan tangkap di Lamongan dapat mengejar target hingga akhir tahun 2025. []
Nur Quratul Nabila A