Israel Berlakukan Status Darurat Nasional Akibat Kebakaran Hutan Hebat

YERUSALEM – Pemerintah Israel menetapkan status darurat nasional menyusul kebakaran hutan dahsyat yang melanda wilayah sekitar Yerusalem pada akhir April 2025. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menginstruksikan pengerahan besar-besaran sumber daya pemadam kebakaran, termasuk bantuan militer, untuk mencegah api meluas ke jantung kota.

Asap tebal terlihat membumbung tinggi di langit Yerusalem, sementara puluhan regu pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan kobaran api yang terus meluas akibat hembusan angin barat. Netanyahu dalam pernyataan videonya menyatakan, kebakaran kali ini tidak lagi bersifat lokal dan memerlukan respons berskala nasional.

“Kita tengah berada dalam kondisi darurat nasional. Prioritas utama saat ini adalah mempertahankan Yerusalem,” kata Netanyahu, Kamis (1/5/2025), dikutip dari France24.

Lembaga layanan darurat Israel, Magen David Adom (MDA), melaporkan bahwa hingga saat ini sedikitnya 23 warga telah menerima perawatan medis akibat terpapar asap dan luka bakar. Tiga belas orang di antaranya dilarikan ke rumah sakit, termasuk dua ibu hamil dan dua bayi di bawah usia satu tahun.

Pihak kepolisian menutup akses jalan utama Yerusalem–Tel Aviv sebagai langkah antisipasi. Ribuan warga dari komunitas yang berada di sepanjang jalur tersebut telah dievakuasi. Sejumlah saksi mata menyebut situasi semakin memburuk karena api dengan cepat menyebar ke berbagai titik.

“Banyak petugas pemadam kebakaran yang datang, tapi itu tidak cukup. Api telah menguasai seluruh area,” ungkap Yosef Aaron, seorang mahasiswa, kepada AFP.

Kepala Otoritas Pemadam Kebakaran Israel, Eyal Caspi, menyampaikan bahwa saat ini pesawat pemadam tidak dapat dikerahkan karena kondisi angin dan suhu ekstrem.

“Fokus utama kami adalah menyelamatkan nyawa,” tegasnya dalam konferensi pers yang disiarkan langsung.

Caspi juga memperingatkan bahwa kebakaran kali ini mungkin merupakan yang terbesar dalam satu dekade terakhir di Israel.

Di tengah bencana ini, warga mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam menghadapi risiko kebakaran yang telah diprediksi sebelumnya. Seorang warga Yerusalem, Yuval Aharoni (40), mengaku kecewa karena tidak adanya armada udara skala besar yang siap digunakan.

“Kami tahu ini akan terjadi. Namun, pemerintah tidak cukup siap menghadapi skenario terburuk,” katanya.

Hingga berita ini ditulis, otoritas Israel masih berupaya mengendalikan api sambil terus memantau arah angin yang berpotensi memperburuk situasi. Otoritas juga belum mengonfirmasi penyebab pasti kebakaran, namun dugaan awal mengarah pada cuaca ekstrem dan musim kering yang berkepanjangan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *