Aksi Balik Badan Warnai PKKMB Unmul 2025

SAMARINDA – Universitas Mulawarman (Unmul) resmi membuka kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2025, yang dipusatkan di Gedung 27 September, Kampus Unmul, pada Selasa (5/8/2025).

Acara dihadiri lebih dari 6.400 mahasiswa baru dan sejumlah pejabat daerah, namun diselingi insiden simbolik saat sambutan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji.

Acara dibuka oleh Rektor Unmul, Prof. Abdunnur, yang menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan masyarakat terhadap Unmul.

Ia menyebutkan bahwa dari 45.000 pendaftar, hanya 6.426 orang yang diterima sebagai mahasiswa baru tahun ini.

“Ini menunjukkan bahwa Unmul semakin dipercaya masyarakat sebagai tempat menimba ilmu,” ujarnya.

Rektor juga menyampaikan target peningkatan peringkat nasional kampus yang kini berada di posisi ke-29, serta pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam organisasi dan riset berbasis kajian tropis (tropical studies) sebagai keunggulan akademik kampus.

Tak lupa, Prof. Abdunnur menegaskan komitmen keberlanjutan program Gratispol (Pendidikan Gratis untuk Masyarakat Kalimantan Timur) yang diharapkan mampu meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi warga daerah.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji memaparkan alokasi dana Rp750 miliar untuk pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru pada tahun 2025, serta rencana kenaikan menjadi Rp2,7 triliun pada tahun berikutnya untuk menjangkau seluruh mahasiswa Kaltim.

“Kami ingin memastikan tidak ada mahasiswa Kaltim yang terhambat kuliahnya karena biaya,” tegas Seno.

Ia juga mengumumkan rencana pembangunan Smart Digital Education Center senilai Rp127 miliar di lingkungan Unmul dan pengembangan Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran sebagai bagian dari peningkatan sarana pendidikan.

Namun, suasana berubah saat Seno menyampaikan sambutan.

Sejumlah mahasiswa baru melakukan aksi membalikkan badan secara serempak—sebuah bentuk ekspresi simbolik yang menarik perhatian seluruh hadirin.

Seno sempat menanyakan siapa saja mahasiswa yang telah menerima manfaat Gratispol, namun serempak para mahasiswa menjawab, “belum”, menandakan masih adanya kesenjangan antara kebijakan dan implementasi di lapangan.

“Kita tidak tahu maksud aksi itu—apakah bentuk protes atau ekspresi lain dari mahasiswa. Tapi hal ini menjadi tanggung jawab pihak kampus,” kata Seno usai acara.

Menanggapi insiden tersebut, Presiden BEM KM Unmul Muhammad Ilham Maulana menyatakan bahwa tindakan itu merupakan ekspresi yang sah dan tidak mengganggu jalannya kegiatan.

“Selama tidak mengganggu acara, kami tidak melarang. Itu hak konstitusional mahasiswa,” tegasnya.

Sementara itu, beberapa mahasiswa baru mengaku tidak mengetahui maksud aksi tersebut.

Fariz, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, menyatakan bahwa pihaknya memilih tetap netral dan mengikuti rangkaian acara sebagaimana mestinya.

“Yang balik badan sepertinya dari FKIP. Kami dari Ekonomi netral saja,” ujarnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *